Secangkir kopi tak selamanya menjadi teman menulis
Karena memang ku tak suka kopi, apalagi saat menulis
Tapi tenanglah kawan, secangkir kopi tetap jadi kenangan tak terlupakan
Karena dia pernah membasahi hati dan pikiran
Bahagia karena kutuliskan pena untuk menumpahkan rasa
Meski gundah gulana mengiringi rasa, tapi ku yakin awan tak selamanya ada
Karena angin menerpa menjadi cahaya
Kulihat sepasang sepatu itu sudah mulai lusuh
Dia lusuh karena sedang terjatuh
Tapi lihatlah, dia sudah mulai bangkit dan berseru
Aku sepatumu siap menemanimu, karena aku adalah semangatmu
Hari ini mentari itu kembali tersenyum
Senyum yang hilang karena tertutup awan
Yaa Rabbi, jagalah dia untuk tetap tegak berjalan
Karena perjalanan itu masih panjang
No comments:
Post a Comment