Sunday, November 20, 2022

SECANGKIR KOPI


Secangkir kopi tak selamanya menjadi teman menulis

Karena memang ku tak suka kopi, apalagi saat menulis

Tapi tenanglah kawan, secangkir kopi tetap jadi kenangan tak terlupakan

Karena dia pernah membasahi hati dan pikiran


Kesunyian adalah teman yang akrab untuk membuatku bahagia

Bahagia karena kutuliskan pena untuk menumpahkan rasa

Meski gundah gulana mengiringi rasa, tapi ku yakin awan tak selamanya ada

Karena angin menerpa menjadi cahaya


Kulihat sepasang sepatu itu sudah mulai lusuh

Dia lusuh karena sedang terjatuh

Tapi lihatlah, dia sudah mulai bangkit dan berseru

Aku sepatumu siap menemanimu, karena aku adalah semangatmu


Hari ini mentari itu kembali tersenyum

Senyum yang hilang karena tertutup awan

Yaa Rabbi, jagalah dia untuk tetap tegak berjalan

Karena perjalanan itu masih panjang

No comments:

Post a Comment