Monday, December 30, 2024

BELAJAR MENJADI AYAH YANG BAIK

 Tepat 10 hari, terhitung mulai tanggal 21 sampai dengan 31 desember saya membersamai anak lelakiku sholeh dalam menjalani operasi pada bagian hidung, mulai dari proses antre pendaftaran , proses perawatan hingga kembali melakukan kontrol untuk membuka perban bekas operasi di Poli THT di salah satu RSU swasta di Samarinda. banyak pelajaran yang saya dapatkan diantaranya ;

Pertama saya merasa mendapat pelayanan terbaik dari rumah sakit, karena prosesnya tidak terlalu ribet meskipun perlu banyak bertanya tentang proses pendaftaran yang serba digitalisasi, ruangan inap yang sangat bersih, meskipun sempat ditempatkan di kelas 3 (seharusnya kelas 1) yang kapasitas isi ruangan sekitar 4 pasien, tetapi kondisi ruangan selalu dalam kondisi bersih, termasuk juga kamar mandinya, ada bagian cleaning service yang standby dan setiap hari membersihkan kamar mandi. Selain itu juga saya selaku pihak keluarga yang menjaga pasien diberikan ID Card, dan hanya boleh 1 orang yang menjaga dan memang kebetulan saya hanya datang sendiri untuk mendampingi anak saya, dan kita bisa fokus untuk mendampingi anak dan melakukan komunikasi secara efektif dengan perawat karena dalam ruangn disediakan bel untuk bisa berkomunikasi dengan perawat melalu perangkat audio yang ada diruangan. Kitapun juga tidak disibukkan dengan hal-hal lain, seperti antre obat ataupun urusan lain yang berurusan dengan pasien, semua ditangani oleh pihak rumah sakit. demikian pula jam besuk telah ditentukan pada jam tertentu, apabila telah habis waktu besuk, maka akan diberikan peringatan melalui perangkat audio yang di pasang disetiap ruangan dan tidak terlalu lama selesai peringatan datang satpam untuk memeriksa kondisi ruangan, termasuk kamar mandi untuk memastikan bahwa tidak ada lagi pengunjung. 

Kedua saya banyak belajar untuk bisa menjadi ayah yang baik. Sepuluh hari saya mendampingi anak saya yang sedang menjalani operasi. disitu bagaimana saya menjadi lebih dekat dengan anak, merawatnya dengan kasih sayang, selain itu juga saya harus menyempatkan diri untuk video call dengan anak-anak yang ada di rumah, dengan ibunya juga tentunya. mungkin hal yang sederhana, tapi mungkin menjadi luar biasa di depan anak-anak. selama ini saya, kita semua disibukkan dengan pekerjaan di kantor kita masing-masing, hingga lupa membangun kedekatan dengan anak-anak, berbagi cerita dengan anak-anak, mencium keningnya, menyuapin makan dan lain sebagainya. kita semua mungkin sering mendengar bahwa banyak anak telah kehilangan ayahnya. Kehilangan ayah bukan berarti ayahnya tidak ada, atau pergi entah kemana, akan tetapi mereka merasa tidak memiliki ayah. padahal ayahnya sehat secara fisik, tinggal satu rumah, mencukupi semua kebutuhan tetapi sang aya tidak dekat dengan anaknya, tidak pernah bergurau, tidak pernah berbagi cerita, itulah yang disebut dengan istilah father less, ada ayah seperti tidak ada ayahnya. disinilah mungkin saya harus meminjam istilah dalam matematika, bahwa 1 ≠ 0, satu tidak sama dengan nol. bagaimana seorang ayah harus memposisikan dirinya menjadi 1 ≠ 0. karena jika menjadi 1 = 0, maka angka satu menjadi tidak berarti, sembilan ditambah satu tidak akan pernah menjadi sepuluh. maknanya adalah bagaimana keberadaan ayah selalu dinantikan dalam keluarga, selalu dinantikan oleh anak-anaknya, menjadi penyejuk, menjadi penyemangat, menjadi teladan dalam segala kebaikan dan sebagainya. bukan adanya sang ayah sama saja dengan tidak adanya sang ayah. bahkan sering menjadi masalah buat anak-anaknya, kekerasan, bullying dan sebagainya. 

dalam Islam sendiri posisi ayah menjadi sangat penting dalam keluarga, khususnya dalam mendidik anak-anaknya, diantaranya ;

Mengajarkan agama kepada anak-anaknya, sebagaimana Allah Swt berfirman dalam QS Al Baqoroh ayat 132-133

Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”

Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.”

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman:13)

Memberikan nasihat kepada anak-anaknya, Alloh Swt juga berfirman :

Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan. (QS. Hud : 43)

Menjadi penjaga anak-anaknya, Alloh Swt berfirman :

Dia (Yakub) berkata, “Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf) sangat menyedihkanku dan aku khawatir dia dimakan serigala, sedang kamu lengah darinya.” (QS. Yusuf:13

Menjaga persaudaraan diantara anak-anaknya, Alloh Swt berfirman :

Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (QS. Yusuf:18)

Mengajarkan sifat amanah, Alloh Swt berfirman :

Dia (Yakub) berkata, “Aku tidak akan melepaskannya (pergi) bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama) Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung (musuh).” Setelah mereka mengucapkan sumpah, dia (Yakub) berkata, “Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.” (QS. Yusuf:66)

dipetik dari https://hidayatullah.com/artikel/2023/06/08/252674/9-peran-ayah-dalam-pendidikan-anak-menurut-al-quran.html

semoga dengan ini saya dan kita semua bisa menjadi ayah yang baik, ayah yang selalu dinantikan kehadirannya. 

love u all (my wife n my children)

Demikian cerita liburan saya bagaimana dengan liburanmu???



Sunday, December 15, 2024

RAPOTAN TELAH TIBA


Alhamdulillah wa syukron lillah, segala puji hanya bagi Alloh yang telah membimbing dan menguatkan bapak ibu dalam menyelesaikan dan menuntaskan proses pembelajaran di semeseter pertama ini di tahun pelajaran 2024/2025. Tentu banyak cerita yang tidak bisa kita ungkapkan dan sampaikan satu persatu, pasti ada sukanya, dukanya apalagi. disitulah kita banyak mengambil pelajaran tentang proses kehidupan khususnya dalam proses pendidikan. Kita yakin dan percaya akan ciptaan Alloh ini, Anak-anak kita adalah anak-anak yang hebat dengan segala keunikannya, dengan segala potensi yang mereka miliki tentunya. memang betul mereka satu sama lain tidak bisa kita samakan, jangankan mereka yang lahir bukan dari rahim yang sama, anak-anak kita sendiripun yang berasal dari rahim yang sama tidak sama karakter dan potensinya. Oleh karena itu kita yang diberikan amanah menjadi orang tua kedua bagi mereka diberikan kepercayaan untuk bisa mendidik dan membimbing mereka dengan hati yang lembut dan penuh kesabaran untuk bisa menemukan potensinya termasuk juga mengokohkan karakternya yang sacara fitrah karakter kebaikan itu ada pada diri mereka semua.

RAPOTAN TELAH TIBA, Hari ini bapak ibu pasti sedang disibukkan dengan mongolah dan memberikan nilai pada mereka, meski sambil mengurut dada saya yakin senyuman masih terlihat indah menghiasi aktivitas bapak ibu. Saya ingin mengingatkan kembali tentang catatan akhir semester yang pernah saya posting, bahwa mereka semua adalah anak-anak kita yang cerdas, anak-anak yang unik, meski terkadang tingkahnya membuat kita jengkel dan kesal bahkan hingga membuat sakit hati. Hasil angka yang mereka capai bukanlah merupakan kesimpulan akhir tentang mereka pintar ataupun bodoh, apalagi mereka sukses atau gagal. Mereka masih berproses, dan terus akan berproses, tentu dengan tingkat perkembangan yang bervariasi, boleh jadi mereka berkembangnya pada masa-masa sekolah SMA saat ini, atau bahkan dimasa-masa sebelumnya, tetapi juga boleh jadi mereka menemukannya pada saat nanti, pada saat mereka melanjutkan di jenjang lanjutan. Bahkan yang tak kalah penting dari sekedar angka adalah karakter, perlu kolaborasi semua pihak untuk membina karakter mereka, tidak hanya diserahkan pada guru semata tetapi juga orang tua, apalagi orang tua guru mereka yang pertama bagi anak-anaknya. Mari kita melakukan evaluasi diri dan terus mengembangkan diri kita, meng-update ilmu dan wawasan kita tentang bagaimana membimbing dan mendidik, semua pihak harus bekerjasama terutama guru dan orang tua. karena perubahan zaman yang begitu pesat, menuntut kita menyesuaiakan sistem pembelajaran dan juga bagaimana cara mendidik sesuai dengan zamannya. Mereka masih membutuhkan bimbingan kita semua, mereka masih ingin mendapatkan perhatian kita semua. Maka jangan bosan-bosan kita untuk sabar membimbingnya, sentuhlah ia dengan hati dan senyuman, karena itu yang manghapuskan sekat-sekat penghalang ilmu kita mengalir kepadanya. karena sesungguhnya mereka semua adalah ladang amal bagi kita, boleh jadi merekalah sarana kita kelak untuk membuka pintu-pintu surga-Nya. dan semoga Alloh Swt membalas segala kebaikan bapak ibu dengan pahala yang berlimpah. 

Aamiin yaa Rabb


TEKNIK MENGELOLA KELAS DALAM CAPACITY BUILDING GTK SMALA

 


Sharing Session dalam Komunitas Belajar Smala Basinang kali ini mengambil tema Peningkatan Kompetensi GTK Sekolah dalam Memanfaatkan Data untuk Meningkatkan Layanan Satuan Pendidikan. sistem diskusi dibuat semenarik mengkin, yang membuat peserta tidak merasa jenuh, berperan secara aktif, tetap semangat, dan yang tidak kalah pentingnya adalah tujuan pembelajarannya tercapai, dimana tujuannya adalah :

  1. Peserta memahami perannya dalam mewujudkan sekolah yang berkualitas
  2. Peserta mampu membaca dan menganalisis data sekolahnya
  3. Peserta mampu membuat prioritas peningkatan kualitas layanan sekolah 
  4. Peserta mampu memimpin diskusi pemaknaan data bersama warga sekolah
        Materi disampaikan oleh Kepala Sekolah selaku pimpinan satuan pendidikan dalam waktu kurang lebih 4 jam dengan cara interaktif dan kolaboratif bersama dengan peserta. Diawali dengan penyampaian tujuan, yang diharapkan peserta memahami apa maksud dan tujuan diadakannya kegiatan ini. lalu dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada seluruh peserta diskusi untuk menyampaikan rasa khawatirnya ketika mengikuti kegiatan ini, apa tantangannya, hal apa yang mungkin menjadi bentuk gangguan selama kegiatan, dan tentu selain menyampaikan kekhawatiran peserta juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan harapan. semua rasa yang diungkapkan dituliskan dalam stiky note, dimana 1 perasaan dituliskan dalam selembar stiky note dan ditempelkan dalam lembar kertas plano yang telah ditempelkan pada dinding, yang telah dibagi menjadi 2 sisi yang berisi harapan dan kekhawatiran. setelah mengetahui apa yang menjadi kekhawatiran dan harapan besarnya selama kegiatan, peserta diajak untuk membangun kesepakatan kelas. ini bertujuan untuk mengantisipasi segala bentuk kekhawatiran yang peserta rasakan sekaligus mengoptimalkan harapan-harapan peserta agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Setelah peserta mengetahui tentang kekhawtiran dan juga harapannya, maka diharapkan peserta telah siap untuk melakukan aktivitas pembelajaran, mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa menyebabkan tidak maksimal aktivitasnya. Pemateri mengkondisikan peserta dengan memberikan gambaran, bahwa saat ini kita semua sedang melakukan pelayaran, tentu akan ada banyak kemungkinan yang akan dihadapi, boleh jadi obaknya akan biasa-biasa saja, tetapi juga memungkinkan ombaknya akan besar. kita harus membuat pelayaran ini pelayaran yang menyenangkan, saling menguatkan dan memberi motivasi agar pelayaran sampai pada tujuan dengan selamat. Semua peserta berperan aktif, berdiskusi, bertukar pikiran, bersenang-senang untuk melepaskan kejenuhan, melakukan refleksi, melakukan umpan balik. mereka belajar tetapi tidak merasa bahwa mereka sedang belajar dan mendapatkan banyak ilmu dari proses yang dilakukan.

#Komunitas Belajar Smala Basinang 
#Capacity Buinding GTK SMALA
#Kamis, 21 November 2024