Tepat 10 hari, terhitung mulai tanggal 21 sampai dengan 31 desember saya membersamai anak lelakiku sholeh dalam menjalani operasi pada bagian hidung, mulai dari proses antre pendaftaran , proses perawatan hingga kembali melakukan kontrol untuk membuka perban bekas operasi di Poli THT di salah satu RSU swasta di Samarinda. banyak pelajaran yang saya dapatkan diantaranya ;
Pertama saya merasa mendapat pelayanan terbaik dari rumah sakit, karena prosesnya tidak terlalu ribet meskipun perlu banyak bertanya tentang proses pendaftaran yang serba digitalisasi, ruangan inap yang sangat bersih, meskipun sempat ditempatkan di kelas 3 (seharusnya kelas 1) yang kapasitas isi ruangan sekitar 4 pasien, tetapi kondisi ruangan selalu dalam kondisi bersih, termasuk juga kamar mandinya, ada bagian cleaning service yang standby dan setiap hari membersihkan kamar mandi. Selain itu juga saya selaku pihak keluarga yang menjaga pasien diberikan ID Card, dan hanya boleh 1 orang yang menjaga dan memang kebetulan saya hanya datang sendiri untuk mendampingi anak saya, dan kita bisa fokus untuk mendampingi anak dan melakukan komunikasi secara efektif dengan perawat karena dalam ruangn disediakan bel untuk bisa berkomunikasi dengan perawat melalu perangkat audio yang ada diruangan. Kitapun juga tidak disibukkan dengan hal-hal lain, seperti antre obat ataupun urusan lain yang berurusan dengan pasien, semua ditangani oleh pihak rumah sakit. demikian pula jam besuk telah ditentukan pada jam tertentu, apabila telah habis waktu besuk, maka akan diberikan peringatan melalui perangkat audio yang di pasang disetiap ruangan dan tidak terlalu lama selesai peringatan datang satpam untuk memeriksa kondisi ruangan, termasuk kamar mandi untuk memastikan bahwa tidak ada lagi pengunjung.
Kedua saya banyak belajar untuk bisa menjadi ayah yang baik. Sepuluh hari saya mendampingi anak saya yang sedang menjalani operasi. disitu bagaimana saya menjadi lebih dekat dengan anak, merawatnya dengan kasih sayang, selain itu juga saya harus menyempatkan diri untuk video call dengan anak-anak yang ada di rumah, dengan ibunya juga tentunya. mungkin hal yang sederhana, tapi mungkin menjadi luar biasa di depan anak-anak. selama ini saya, kita semua disibukkan dengan pekerjaan di kantor kita masing-masing, hingga lupa membangun kedekatan dengan anak-anak, berbagi cerita dengan anak-anak, mencium keningnya, menyuapin makan dan lain sebagainya. kita semua mungkin sering mendengar bahwa banyak anak telah kehilangan ayahnya. Kehilangan ayah bukan berarti ayahnya tidak ada, atau pergi entah kemana, akan tetapi mereka merasa tidak memiliki ayah. padahal ayahnya sehat secara fisik, tinggal satu rumah, mencukupi semua kebutuhan tetapi sang aya tidak dekat dengan anaknya, tidak pernah bergurau, tidak pernah berbagi cerita, itulah yang disebut dengan istilah father less, ada ayah seperti tidak ada ayahnya. disinilah mungkin saya harus meminjam istilah dalam matematika, bahwa 1 ≠ 0, satu tidak sama dengan nol. bagaimana seorang ayah harus memposisikan dirinya menjadi 1 ≠ 0. karena jika menjadi 1 = 0, maka angka satu menjadi tidak berarti, sembilan ditambah satu tidak akan pernah menjadi sepuluh. maknanya adalah bagaimana keberadaan ayah selalu dinantikan dalam keluarga, selalu dinantikan oleh anak-anaknya, menjadi penyejuk, menjadi penyemangat, menjadi teladan dalam segala kebaikan dan sebagainya. bukan adanya sang ayah sama saja dengan tidak adanya sang ayah. bahkan sering menjadi masalah buat anak-anaknya, kekerasan, bullying dan sebagainya.
dalam Islam sendiri posisi ayah menjadi sangat penting dalam keluarga, khususnya dalam mendidik anak-anaknya, diantaranya ;
Mengajarkan agama kepada anak-anaknya, sebagaimana Allah Swt berfirman dalam QS Al Baqoroh ayat 132-133
Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.”
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman:13)
Memberikan nasihat kepada anak-anaknya, Alloh Swt juga berfirman :
Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan. (QS. Hud : 43)
Menjadi penjaga anak-anaknya, Alloh Swt berfirman :
Dia (Yakub) berkata, “Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf) sangat menyedihkanku dan aku khawatir dia dimakan serigala, sedang kamu lengah darinya.” (QS. Yusuf:13
Menjaga persaudaraan diantara anak-anaknya, Alloh Swt berfirman :
Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (QS. Yusuf:18)
Mengajarkan sifat amanah, Alloh Swt berfirman :
Dia (Yakub) berkata, “Aku tidak akan melepaskannya (pergi) bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama) Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung (musuh).” Setelah mereka mengucapkan sumpah, dia (Yakub) berkata, “Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.” (QS. Yusuf:66)
dipetik dari https://hidayatullah.com/artikel/2023/06/08/252674/9-peran-ayah-dalam-pendidikan-anak-menurut-al-quran.html
semoga dengan ini saya dan kita semua bisa menjadi ayah yang baik, ayah yang selalu dinantikan kehadirannya.
love u all (my wife n my children)
Demikian cerita liburan saya bagaimana dengan liburanmu???