Setelah selesai semua, segera
bergegas untuk berangkat menuju tempat kerja masing-masing. Sayapun berajak
menuju SMALA tercinta. Sambil menyetir sambil mencoba mengamati keadaan, saat
lampu merah (satu-satunya lampu merah diperjalanan menuju kerja), ada
pemandangan yang membuat saya prihatin, dimana ada seseorang bapak yang sedang
mengantar anaknya kesekolah mengendarai motor tanpa memperhtikan safety riding
(yang tampak terlihat adalah tidak mengenakan helm), dan yang membuat saya mengurut dada, mohon maaf sang bapak
merokok dengan asapnya yang kebanyakan lari ke belakang dan mengenai tepat
dimuka sang anak, yang juga tidak memakai masker ataupun helm. Tentu ini bukan
karena soal merokoknya tapi soal etika dan juga keamanan si anak yang mungkin
tergolong perokok pasif, akibat kelalaian bapaknya. Pemandangan kedua, sekitar
200 meter meninggalkan lampu merah, mungkin ini jg sering kali kita melihatnya,
yaitu penumpang mobil yang membuang sampah plastik dari dalam mobilnya, tidak
terlalu kelihatan jelas entah siapa yang membuangnya, seakan dengan tanpa
beban, ada benda yang terlempar dari mobilnya, yang ternyata adalah sampah,
bekas gelas minuman plastik. Semoga 2 pemandangan yang tidak baik tadi tidak
mempengaruhi september ceria bulan ini.
Sesampainya di tempat kerja
mengkondisikan diri dan ruang kerja, sebelum bergabung dengan bapak ibu guru,
dan semua siswa untuk mengikuti upacara
bendera setiap seninnya. Tentu ini hal yang membahagiakan, karena melihat
anak-anak yang berbaris rapi, dan juga bapak ibu guru sangat antusias dalam
menyebarkan semangat yang menggebu, dengan sedikit dihiasi teriakan untuk
merapikan barisan anak-anak dan senyuman yang ramah yang menambah seakan september ini benar-benar
ceria.
Ada 2 hal yang ingin kita ambil pelajaran
dari pelaksanaan upacara yang secara rutin dilaksanakan setiap hari senin. Pertama,
upacara ini sebenarnya adalah upaya pengkondisian anak2 untuk bersemangat dalam
belajar, kita ingin mereka sekolah dalam keadaan bahagia, dan tidak terpaksa,
mungkin ada sebagian di antara anak-anak kita yang merasa berat, tidak nyaman,
bosan dan lain sebagainya maka, kita
ingin perasaan itu hilang dari benak mereka, dan berganti dengan senyuman dan
semangat yang membara. pun demikian juga dengan bapak ibu, kadang juga ada
perasaan yang sama, maka semoga selesai upacara semangat kita pun juga kembali
dan bisa full dalam bekerja. Kedua, apel ini juga untuk membentuk
kedisiplinan pada anak didik kita, mulai disiplin waktu, disiplin dalam
bersikap, bertutur kata dsb. Disiplin waktu, karena mereka dituntut untuk tepat
waktu dalam pelaksanaan upacara, mereka harus punya estimasi jam berapa
berangkat dari rumah sehingga tidak terlambat. Disiplin sikap, mereka dituntut
untuk bersikap secara sempurna saat upacara, tidak berbicara dan tentu dengan
atribut yang lengkap. Demikian pula dengan disiplin bertutur kata, mereka harus
mengetahui saat kapan berbicara dan berbicarapun dengan perkataan dan aturan
yang baik pula. Ketiga, upacara ini akan mengeratkan tali
silaturrahim diantara kita sesama guru, guru dan siswa maupun sesame siswa, saling
bertemu berjabat tangan, menanyakan kabar, mendo’akan Kesehatan untuk sesama,
yang momentum seperti ini jarang ditemukan ditengah kesibukan aktivitas
mengajar. Semoga Allah Swt, Tuhan YME, selalu melimpahkan kesehatan, memudahkan
urusan kita, dan meridhoi segala apa yang kita lakukan. Aamiin
No comments:
Post a Comment