Sunday, September 4, 2022

September Ceria, Senin pertama di bulan September

 Meskipun bukan hari pertama di bulan ini, hari senin ini membuatku sangat bersemangat, selain memang ada kewajiban pekerjaan, ini juga masih tanggal muda, tanggal yang membuat PD untuk tegak berjalan menggapai masa depan..he..he, semoga ditanggal tua masih tetap dengan semangat yang sama. Seperti biasa, saya bangun lebih awal, mengikuti settingan alarm yang sengaja dibuat untuk membangunkanku, sekaligus sebagai antisipasi, kalau alarm yang alami (istri) sedang tidak aktif.., membantu mengkondisikan anak-anak, sholat, mandi dan membantu sang istri tercinta untuk menyelesaikan aktivitas paginya, adalah juga rutinitasku.

Setelah selesai semua, segera bergegas untuk berangkat menuju tempat kerja masing-masing. Sayapun berajak menuju SMALA tercinta. Sambil menyetir sambil mencoba mengamati keadaan, saat lampu merah (satu-satunya lampu merah diperjalanan menuju kerja), ada pemandangan yang membuat saya prihatin, dimana ada seseorang bapak yang sedang mengantar anaknya kesekolah mengendarai motor tanpa memperhtikan safety riding (yang tampak terlihat adalah tidak mengenakan helm), dan yang membuat  saya mengurut dada, mohon maaf sang bapak merokok dengan asapnya yang kebanyakan lari ke belakang dan mengenai tepat dimuka sang anak, yang juga tidak memakai masker ataupun helm. Tentu ini bukan karena soal merokoknya tapi soal etika dan juga keamanan si anak yang mungkin tergolong perokok pasif, akibat kelalaian bapaknya. Pemandangan kedua, sekitar 200 meter meninggalkan lampu merah, mungkin ini jg sering kali kita melihatnya, yaitu penumpang mobil yang membuang sampah plastik dari dalam mobilnya, tidak terlalu kelihatan jelas entah siapa yang membuangnya, seakan dengan tanpa beban, ada benda yang terlempar dari mobilnya, yang ternyata adalah sampah, bekas gelas minuman plastik. Semoga 2 pemandangan yang tidak baik tadi tidak mempengaruhi september ceria bulan ini.

Sesampainya di tempat kerja mengkondisikan diri dan ruang kerja, sebelum bergabung dengan bapak ibu guru, dan semua siswa untuk  mengikuti upacara bendera setiap seninnya. Tentu ini hal yang membahagiakan, karena melihat anak-anak yang berbaris rapi, dan juga bapak ibu guru sangat antusias dalam menyebarkan semangat yang menggebu, dengan sedikit dihiasi teriakan untuk merapikan barisan anak-anak dan senyuman yang ramah yang  menambah seakan september ini benar-benar ceria.

Ada 2 hal yang ingin kita ambil pelajaran dari pelaksanaan upacara yang secara rutin dilaksanakan setiap hari senin. Pertama, upacara ini sebenarnya adalah upaya pengkondisian anak2 untuk bersemangat dalam belajar, kita ingin mereka sekolah dalam keadaan bahagia, dan tidak terpaksa, mungkin ada sebagian di antara anak-anak kita yang merasa berat, tidak nyaman, bosan dan  lain sebagainya maka, kita ingin perasaan itu hilang dari benak mereka, dan berganti dengan senyuman dan semangat yang membara. pun demikian juga dengan bapak ibu, kadang juga ada perasaan yang sama, maka semoga selesai upacara semangat kita pun juga kembali dan bisa full dalam bekerja. Kedua, apel ini juga untuk membentuk kedisiplinan pada anak didik kita, mulai disiplin waktu, disiplin dalam bersikap, bertutur kata dsb. Disiplin waktu, karena mereka dituntut untuk tepat waktu dalam pelaksanaan upacara, mereka harus punya estimasi jam berapa berangkat dari rumah sehingga tidak terlambat. Disiplin sikap, mereka dituntut untuk bersikap secara sempurna saat upacara, tidak berbicara dan tentu dengan atribut yang lengkap. Demikian pula dengan disiplin bertutur kata, mereka harus mengetahui saat kapan berbicara dan berbicarapun dengan perkataan dan aturan yang baik pula. Ketiga, upacara ini akan mengeratkan tali silaturrahim diantara kita sesama guru, guru dan siswa maupun sesame siswa, saling bertemu berjabat tangan, menanyakan kabar, mendo’akan Kesehatan untuk sesama, yang momentum seperti ini jarang ditemukan ditengah kesibukan aktivitas mengajar. Semoga Allah Swt, Tuhan YME, selalu melimpahkan kesehatan, memudahkan urusan kita, dan meridhoi segala apa yang kita lakukan. Aamiin

No comments:

Post a Comment