Monday, October 17, 2022

PELAJARAN BERHARGA DARI SEBUAH IKATAN KIMIA

 

Masih ingatkah tentang pelajaran kimia di SMA?, khususnya tentang ikatan kimia, yuk kita coba ingat-ingat lagi. Diawali tentang pengertian dulu ya, Ikatan kimia adalah gabungan antara 2 atom atau lebih  membentuk suatu ikatan/molekul, yang bertujuan untuk mencapai kestabilan. Sebelumnya kita juga pernah belajar dan membahas tentang atom per atom, mulai dari struktur hingga sifat-sifatnya, kali ini membahas tentang bagaimana atom-otom itu bergabung membentuk sebuah ikatan. Mengapa demikian karena pada dasarnya setiap atom dalam keadaan tidak stabil, karena dari kurang lebih 120 unsur di alam ini, hanya atom-atom yang terletak pada golongan VIIIA (gas mulia) yang dianggap paling stabil, yaitu helium, neon, argon, krypton, xenon dan radon sehingga unsure-unsur gas mulia di alam ditemukan dalam keadaan bebas atau tidak bergabung dengan atom yang lain. Meski demikian bukan berarti unsur gas mulia tidak dapat bereaksi sama sekali, mereka dapat bereaksi dengan perlakuan khusus atau dengan dipaksakan.
Oleh karena Atom-atom yang tidak stabil itu mereka punya kecenderuangan untuk mencapai kestabilan dengan cara bergabung atau berikatan dengan atom-atom yang lain dengan energi yang dimilikinya, tentu dengan cara dan aturan yang tepat, melalui beberapa jenis ikatan, yaitu ikatan ion, ikatan kovalen bahkan terjadi juga ikatan antar molekul melalui ikatan hydrogen dan van der walls.

Begitulah Allah dengan kebesaran-Nya menciptakan beragam unsur di alam ini, dan kalau kita ambil hikmahnya pastilah banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan, termasuk juga dalam pelajaran ini. Ada hal menarik yang bisa kita cermati dari materi di atas, sarat dengan nilai-nilai kehidupan. Kita bisa ibaratkan atom-atom dalam tabel periodic itu adalah kumpulan manusia, yang memiliki banyak sifat dan karakter yang berbeda-beda. Secara kimia, ada yang reaktif ada yang tidak reaktif (stabil), ada yang mudah meledak, ada yang mudah terbakar, ada yang beracun, ada yang iritatif dan sebagainya, secara fisik juga demikian, ada yang berbentuk gas, cair maupun padat, dengan ciri khas masing-masing, ada yang indah bentuknya, ada juga yang tidak indah dipandang. Demikian juga dengan manusia dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda, ada yang pemarah, suka berkeluh kesah, ada yang lemah lembut, ada yang reaktif ada juga yang pasif, bahkan ada yang tidak bisa mengendalikan diri sehingga mereka sering terjerumus di tempat yang hina. Secara fisikpun juga tidak ada yang sama persis satu sama lain. Atom yang sebagian besarnya dalam kondisi tidak stabil, hampir tidak banyak memberikan manfaat, bahkan terkadang sangat merugikan, contoh misalnya Natrium adalah salah satu unsure/atom yang sangat reaktif, ia mudah sekali terbakar bila kontak dengan air atau udara, demikain pula dengan gas klorin, ia adalah gas yang mudah sekali menguap dengan bau yang sangat menyengat. Tapi betapa indahnya ketika mereka (natrium dan gas klor) bertemu dan berikatan, jadilah NaCl atau yang popular disebut dengan garam dapur, yang banyak memberikan manfaat dalam kehidupan. tentu banyak lagi unsure-unsur lain yang serupa, yang tadinya menyendiri sangat membahayakan, dan setelah bergabung dengan yang lain yang sesuai atau sesuai dengan chemistrynya, maka akan banyak memberikan kemanfaatan.

Kira-kira begitulah keadaan manusia, yang mereka galau pada saat sendiri, reaktif dan bahkan membahayakan diri sendiri dan orang lain, cobaan juga akan sangat terasa disaat mereka sudah mengerti akan arti sebuah cinta. Cinta itu anugerah, cinta itu karunia yang tidak bisa kita hindari, katanya sunatullah. Akan tetapi bagaimana seni dalam mengelola cinta itu sendiri, dan tentu itu diperlukan sebuah ilmu. Energi yang ditimbulkan oleh anugerah itulah (baca : cinta) yang menyebabkan mereka manusia ingin melampiaskan dalam berbagai macam cara. Tentu Tuhan sudah punya cara sendiri, cara terbaik untuk meredamnya. Cara Tuhan untuk membuat mereka stabil yang disebabkan oleh C I N T A adalah dengan sebuah ikatan yang sah, ikatan dengan aturan Tuhan, Allah Aza wa Jalla. InyaAllah  mereka akan stabil, saling bersinergi dan bahkan sebagian besarnya banyak memberikan manfaat dan kebaikan setelah bergabung dalam satu ikatan, ikatan itu adalah ikatan pernikahan. Maka kalau ada yang ngebet minta nikah dah kabulin aja, ingat mereka dalam kondisi tidak stabil loh.
Allah Swt, berfirman :

”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu,dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian- Nya) lagi Maha mengetahui” .(Q.S. An-Nuur : 32)

Akan tetapi Islam juga mengajarkan kepada kita, jika kita tidak/belum mampu maka berpuasalah :

Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari, no. 5065 dan Muslim, no. 1400)

tapi mungkinkah setelah menikah, dapat anugerah lagi yang namanya  C I N T A ?, atau yang sering disebut dengan Falling in Love lagi.....

Naah untuk yang satu ini akan kita sambung dalam bahasan berikutnya ya.....

SAMPAI JUMPA .......


Tuesday, October 11, 2022

DISRUPTIF TEKNOLOGI VS LARANGAN MEMBAWA HP DI SEKOLAH

 

Perkembangan teknologi mulai terasa di awal abad 18, dimana saat itu James Watt telah mengembangakan mesin uap. Tentu ini sangat berpengaruh terhadap tatanan kehidupan sebelumnya. Yang sebelumnya untuk menyelesaikan pekerjaan hanya mengandalkan tenaga hewan dan manusia saja, mulai digantikan oleh produksi mekanis dengan menggunakan mesin-mesin uap. Pun demikian dalam bidang industry juga berkembang cukup pesat. Barang kebutuhan masyarakat bisa diproduksi lebih mudah dan secara massal. Masa ini sering dikenal dengan Revolusi Industri 1.0, dan inilah yang membuat tatanan baru dalam kehidupan masyarakat karena mempengaruhi perokonomian secara besar-besaran dan tentu ini yang memicu revolusi lanjutan hingga berpengaruh pada tatanan kehidupan yang baru.

Kelanjutan dari revolusi industry yang pertama adalah munculnya Revolusi Industri 2.0. ini berlangsung di sekitar tahun 1870, Ketika perindustrian dunia beralih ke tenaga listrik yang mampu menciptakan produksi lebih mudah lagi dan diproduksi secara masal. Revolusi ini ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam, pesawat telepon, mobil dan pesawat terbang. Tentu ini membuat perubahan sosial masyarakat berkembang sangat pesat, demikian juga dengan perekonomian juga berkembang sangat pesat. Betapa tidak, saat sebelumnya mobilitas masyarakat menggunakan peralatan sederhana, dengan bergulirnya revolusi Industri 2.0. mobilitas menjadi sangat mudah dan cepat. 

Tidak berhenti pada Revolusi industry 2.0. perkembangan teknologi terus melaju pesat, di era 1960 – 1970-an perangkat elektronik menghadirkan otomasi produksi, hal ini ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan internet. Inilah yang kemudian menyebabkan banyak perusahaan yang tidak mampu berinovasi gulung tikar, mereka yang tidak bisa membaca perkembangan masa depan digusur oleh mereka yang mampu bekerja lebih efisien, lebik efektif dan tentu mampu menarik perhatian pasar. Masa inilah yang disebut dengan Revolusi Industri 3.0.

Memasuki abad ke 21, telah bergulir Revolusi Industri 4.0. hal ini ditandai dengan kemunculan super komputer, robot pinter, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetic dan perkembangan neorologi yang memungkinkan manusia untuk mengoptimalkan fungsi otaknya. Dan inilah yang mempengaruhi tatanan kehidupan yang baru. Perkembangan teknologi yang begitu cepat menyebabkan pola kehidupan manusia juga berubah secara drastis. Merekapun juga harus siap dengan segala tantangan, siap dengan persaingan yang sangat ketat dan harus mampu menguasai teknologi dan mampu menangkap peluang masa depan. Untuk itulah kita perlu memahami secara komprehensif bagaimana teknologi mengubah pola hidup manusia, dan bagaimana kesiapan generasi muda akan datang dalam mengelola ekonomi, sosial, ekologi dan juga budaya.

Perkembangan di atas merupakan disrupsi teknologi, yang menyebabkan perubahan secara besar-besaran tatanan kehidupan manusia karena perkembangan teknologi. Apakah akan terus berkembang dan seperti apa bentuk teknologi masa mendatang, generasi saat inilah yang harus mampu menjawab dan membaca masa depan.

Bagaimana dengan dunia Pendidikan? Apakah terkena imbas dari perkembangangan teknologi? Lalu bagaimana pola kehidupan anak-anak masa kini, anak-anak yang lahir di masa teknologi digital? (sebut saja native IT).

 Disrupsi teknologi merambah semua lini kehidupan tidak terkecuali dunia Pendidikan. Mereka yang lahir di masa teknologi digital, hampir tidak merasa kesulitan dalam mengoperasikan peralatan digital, apakah itu kendaraan bermotor, computer apalagi smart phone, bahkan mereka hampir menguasai semua fitur yang tersedia di smart phone. Tentu berbeda dengan mereka yang lahir jauh sebelum era digital. Secara ekonomis mungkin mampu untuk membeli smart phone bagus, tetapi terbatas dalam menggunakannya, SMS/Whatsapp, telepon, ditambah lagi kamera untuk selfi. Lalu bagaimana dengan fenomena saat ini? Fenomena dimana anak-anak terbelenggu dengan smart phone yang mereka miliki. Boleh jadi sebagian diantara mereka menghabiskan waktunya dengan smart phonenya, apakah itu digunakan untuk bermain games, bersosial media, atau bahkan mengakses dunia internet lainnya. 

Namun, dibalik dari semakin canggihnya teknologi, selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negative. Disatu sisi kita tidak bisa lepas dari SmartPhone ( baca : HP ) sebagai pegangan kita dalam beraktivitas sehari-hari baik sebagai penunjang pekerjaan hingga sekedar penghibur hati. HP begitu memiliki peranan penting sehingga ada yang mengatakan barang unik ini pengganti dari mata, telinga dan mulut kita, kalau ketinggalan bahkan kehilangan kita tidak bisa mendengar, melihat dan berbicara. Namun disisi lain juga menimbulkan kekhawatiran yang begitu besar pada sebagian mereka (baca : orang tua, para praktisi Pendidikan) dalam penggunaan teknologi internet seperti HP ini menjadi racun bahkan bisa menghancurkan masa depan anak-anak mereka, sehingga ada upaya untuk membatasi bahkan melarang untuk menggunakannya. 


Kita ambil contoh larangan bagi anak didik membawa HP disekolah. Apakah tepat keputusan ini?. Hampir semua sekolah melakukan ini dengan alasan  menghindari penyalah gunaan HP.  Banyak kasus yang terjadi di beberapa sekolah yang memperbolehkan membawa HP pada anak didiknya, yang menggunakan HPnya saat jam belajar atau ketika berada dilingkungan sekolah. Tidak sedikit dari anak didik ( baca : mereka ) ada yang mengupload konten disaat jam belajar, bermain game, berselancar didunia maya dengan bahasa-bahasa yang tidak pantas, bahkan mengakses konten negative dan sebagainya.

Lantas bagaimana? Sementara pada kenyataannya ketika diluar sekolah, mereka selalu berinteraksi dengan HP nya tanpa kenal waktu, Sehingga yang terjadi adalah mereka bebas menggunakan HP tanpa ada filter, kurangnya atau bahkan tidak ada edukasi yang memadai terkait bagaimana penggunaan HP yang semestinya, keluarga pun terkadang juga tidak kuasa untuk malarangnya, hanya bisa melakukan pengawasan yang kurang maksimal. Secara tidak langsung, pembiasaan dan keterikatan mereka dengan HP inilah yang kemudian menyebabkan mereka tidak lagi semangat ke sekolah, karena mereka menganggap belajar tidak menarik sebagaimana bermain HP, mengantuk pada saat jam pembelajaran karena kurang tidur efek bermain HP, dan tidak sedikit mereka menunjukkan perilaku yang buruk akibat penggunaan HP tanpa batas.

Permasalahan ini tidak serta merta hanya mengharapkan salah satu pihak saja dalam penyelesaiannya, misalnya cukup keluarga saja, ataupun  cukup sekolah saja, karena semua ini perlu proses dan juga perlu Kerjasama yang baik antara semua stakeholder, baik itu pengelola sekolah, orang tua dan komite termasuk pemangku kebijakan. 

Secara khusus, dimana sekolah disini seharusnya memberikan Pendidikan berbasis teknologi sebagai upaya pendekatan terhadap dunia mereka saat ini. Untuk itu dunia pendidikan dalam hal ini sekolah harus mempersiapkan ke arah itu, siswa diperbolehkan membawa HP karena kita tidak ingin tergilas oleh zaman, karena disrupsi teknologi akan terus berjalan seiring dengan berkembangnya teknologi. Namun siswa juga tidak tergerus dan terbelenggu oleh teknologi akibat akses yang semakin terbuka. Sehingga hal yang mungkin harus dipersiapkan adalah :

Melakukan pelatihan kepada paran tenaga Pendidik dan Kependidikan 

Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan untuk menigkatkan kompetensi mereka, baik dalam penguasaan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, juga pelatihan atau workshop terhadap pola Pendidikan di abad 21 atau di era digital.

Melakukan Parenting skill untuk para Orang Tua

Ini dimaksudkan agar pihak sekolah dan orang tua bisa sejalan dalam melakukan Pendidikan terhadap anaknya. Dan apalagi Pendidikan di era digital yang tentu memerlukan pendekatan tersendiri terhadap anak-anaknya.

Membuka komunikasi secara efektif dengan pemangku Pendidikan, dan juga orang tua.

Komunikasi sangat penting, karena akan membuka kebuntuan-kebuntuhan yang mungkin terjadi, menghindari kesalahpahaman dalam menerapkan kebijakan yang diterapkan.

Pembinaan Karakter

Program ini sebagai upaya untuk membentuk karakter yang tangguh. Karena pembinaan yang dilakukan sebagai upaya pembiasaan untuk melakukan hal-hal yang baik, termasuk di dalamnya penerapan disiplin dalam memanfaatkan teknologi

Pengawasan

Pengawasan di sekolah maupun di rumah tetap harus diberlakukan, di sekolah bisa kombinasi, menggunakan teknologi CCTV dan juga dari gurunya. Ada sekolah besar yang telah menerapkan ini, semua titik dan sudut sekolah tidak terlepas dari pengawasan CCTV. Demikian juga dengan di rumah orang tua juga aktif untuk melakukan pengawasan, dan sangat memudahkan jika anak mau terbuka dengan orang tuanya.


Paling tidak 5 hal itulah yang harus dipenuhi untuk bisa memberikan kebebasan anak didik membawa HP di lingkungan sekolah dan tentu dengan batasan-batasannya, dengan harapan dunia pendidikan bisa semakin berkembang seiring dengan kemajuan dunia teknologi, yang kemudian menghadirkan generasi-generasi yang intelektual, mampu bersaing dan sejalan dengan perkembangan teknologi.

by Wahyu Widodo



Belajar di keremangan lampu oblik

 

suasana dingin dengan rintik hujan membasahi bumi semakin membuat Ia merapatkan jaket ditubuhnya. Duduk menikmati suasana sore sembari menyaksikan anak-anak yang terus bermain tanpa merasa terganggu dengan rintik hujan. Suara riang anak-anak bermain membawa ia pada Kenangan masa kecilnya, kala itu ia tengah menginjak kelas 6 di bangku Sekolah Dasar dan akan bersiap mengikuti ujian nasional yang disebut dengan ujian ebtanas. Tentunya banyak persiapan yang dilakukan agar bisa sukses menghadapi ujian. Semangad belajar sendiri di rumah Ketika malam hari ataupun belajar Bersama teman-teman ditemani dengan lampu minyak oblik, kala itu belum ada penerangan listrik seperti yang dinikmati seperti masa sekarang. Lampu minyak atau biasa disebut dengan lampu oblik, adalah lampu bisa diperoleh dengan memanfaatkan botol minuman bekas yang terbuat dari bahan kaca lalu dibuatkan sumbu dengan menggunakan kain dengan diselipkan pada tutup botol yang sudah dilubangi tengahnya. Kemudian botol di isi dengan minyak tanah sebagai bahan bakar agar kain bisa mnyulutkan api. Biasanya cukup satu botol kecil yang bisa di pakai menjadi penerang 3 hingga 4 malam. Dulu, lampu oblik adalah satu-satunya alat penerangan yang bisa dijangkau oleh masyarakat tempat ia tinggal, selain lampu penerangan lainnya seperti lampu petromax yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang.


“ Plak..plak..plak…suara langkah anak-anak berlari pada malam itu memecah keheningan malam, “ndang ayo sinau, lampu oblek’e wis disiapke emakku” sahut seorang anak laki-laki dengan khas Bahasa Jawanya kepada teman-temannya yang ingin belajar bersama sepulang dari masjid. “Iki tikarnya, ayo digelar ben enak belajare yo le” sahut sesosok perempuan paruh baya yang tak lain adalah budenya yang biasa dipanggilnya emak. Setelah siap segalanya, mereka yang kurang lebih ada 6 anak mulai duduk melingkar dengan alat tulisnya masing-masing. Seperti biasa, layaknya kebiasaan anak-anak Ketika belajar, mereka belajar sambil sesekali diselingi canda tawa, obrolan asik tentang apa saja yang mereka alami, cerita film layar tancap, cerita ketika mereka bermain siang hari, dan banyak lagi keseruan lainnya sambil mereka menulis dan mengerjakan latihan soal yang mereka catat saat di sekolahan. “ Lah yo…iki piye to, ora mudeng awakku, celetuk salah satu anak, “wees thooo….kowe nyontoh ae karo aku, ben cepat mari, jawab salah satu temannya yang lain, bukannya mendapat pujian malah mendapat jitakan dari si anak yang bertanya tadi “ora mungkiinn …yang ada yo awakmu sing nyontoh aku“ sehingga anak yang lainnya tertawa melihat tingkah kedua temannya. “ wes…wes…serius…serius…ben kelar iki, wes malam ji “ sahut si anak laki-laki sehingga suasana menjadi hening Kembali dengan keseriusan ala mereka. Tak beberapa lama tiba-tiba ada yang nyeletuk “ambune opo iki yo, koyo ono seng sanget”, tiba-tiba salah satu diantara mereka teriak sambil meloncat, mereka pun saling mengendus bau hangus yang tercium. “Woi Wit rambutmu kobong iku lho, ha...ha..ha.., cobo delengen konco-konco lampu oblike ngobong rambute Suwit.....ha..ha..ha “, akhirnya mereka semua pada tertawa cekikikan melihat rambut si anak laki-laki yang terbakar karena lampu oblik. Begitulah…tanpa sadar lampu oblik itu sedikit membakar rambutnya karena asyiknya belajar dengan kepala tertunduk hingga rambutnya tersentuh api dari lampu oblik yang mereka gunakan untuk penerangan. @ Alhamdulillah hari ini bisa selesai juga mengerjakan Latihan soal-soal yang diberikan bapak guru, besok kita lanjutkan lagi yo teman-teman “ ucap si anak laki-laki ketika mereka selesai belajar Bersama. Teman-temannya pun kemudian pamit pulang kerumah masing-masing yang sebelumnya mencicipi hidangan ubi rebus yang disediakan oleh budhenya. Alhamdulillah ala kulli hal, dengan penerangan lampu oblik itulah mereka para anak-anak dikampungnya belajar di setiap malamnya. Meskipun hanya dengan penerangan sekedarnya, namun tidak menyurutkan  semangat sang anak untuk mencapai cita-citanya. Meskipun dengan fasilitas apa adanya, dengan penerangan lampu minyak ala kadarnya namun bisa mengantarkan si anak kecil itu lulus dari ujian Sekolah Dasar dan siap untuk  melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Hingga sat ini ini berdiri menatap masa depan, mengajarkan kepada para anak didiknya untuk selalu semangat menatap masa depan, semangat membangun impian dan mewujudkannya.