Perkembangan teknologi mulai terasa di awal abad 18, dimana saat itu James Watt telah mengembangakan mesin uap. Tentu ini sangat berpengaruh terhadap tatanan kehidupan sebelumnya. Yang sebelumnya untuk menyelesaikan pekerjaan hanya mengandalkan tenaga hewan dan manusia saja, mulai digantikan oleh produksi mekanis dengan menggunakan mesin-mesin uap. Pun demikian dalam bidang industry juga berkembang cukup pesat. Barang kebutuhan masyarakat bisa diproduksi lebih mudah dan secara massal. Masa ini sering dikenal dengan Revolusi Industri 1.0, dan inilah yang membuat tatanan baru dalam kehidupan masyarakat karena mempengaruhi perokonomian secara besar-besaran dan tentu ini yang memicu revolusi lanjutan hingga berpengaruh pada tatanan kehidupan yang baru.
Kelanjutan dari revolusi industry yang pertama adalah munculnya Revolusi Industri 2.0. ini berlangsung di sekitar tahun 1870, Ketika perindustrian dunia beralih ke tenaga listrik yang mampu menciptakan produksi lebih mudah lagi dan diproduksi secara masal. Revolusi ini ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam, pesawat telepon, mobil dan pesawat terbang. Tentu ini membuat perubahan sosial masyarakat berkembang sangat pesat, demikian juga dengan perekonomian juga berkembang sangat pesat. Betapa tidak, saat sebelumnya mobilitas masyarakat menggunakan peralatan sederhana, dengan bergulirnya revolusi Industri 2.0. mobilitas menjadi sangat mudah dan cepat.
Tidak berhenti pada Revolusi industry 2.0. perkembangan teknologi terus melaju pesat, di era 1960 – 1970-an perangkat elektronik menghadirkan otomasi produksi, hal ini ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan internet. Inilah yang kemudian menyebabkan banyak perusahaan yang tidak mampu berinovasi gulung tikar, mereka yang tidak bisa membaca perkembangan masa depan digusur oleh mereka yang mampu bekerja lebih efisien, lebik efektif dan tentu mampu menarik perhatian pasar. Masa inilah yang disebut dengan Revolusi Industri 3.0.
Memasuki abad ke 21, telah bergulir Revolusi Industri 4.0. hal ini ditandai dengan kemunculan super komputer, robot pinter, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetic dan perkembangan neorologi yang memungkinkan manusia untuk mengoptimalkan fungsi otaknya. Dan inilah yang mempengaruhi tatanan kehidupan yang baru. Perkembangan teknologi yang begitu cepat menyebabkan pola kehidupan manusia juga berubah secara drastis. Merekapun juga harus siap dengan segala tantangan, siap dengan persaingan yang sangat ketat dan harus mampu menguasai teknologi dan mampu menangkap peluang masa depan. Untuk itulah kita perlu memahami secara komprehensif bagaimana teknologi mengubah pola hidup manusia, dan bagaimana kesiapan generasi muda akan datang dalam mengelola ekonomi, sosial, ekologi dan juga budaya.
Perkembangan di atas merupakan disrupsi teknologi, yang menyebabkan perubahan secara besar-besaran tatanan kehidupan manusia karena perkembangan teknologi. Apakah akan terus berkembang dan seperti apa bentuk teknologi masa mendatang, generasi saat inilah yang harus mampu menjawab dan membaca masa depan.
Bagaimana dengan dunia Pendidikan? Apakah terkena imbas dari perkembangangan teknologi? Lalu bagaimana pola kehidupan anak-anak masa kini, anak-anak yang lahir di masa teknologi digital? (sebut saja native IT).
Disrupsi teknologi merambah semua lini kehidupan tidak terkecuali dunia Pendidikan. Mereka yang lahir di masa teknologi digital, hampir tidak merasa kesulitan dalam mengoperasikan peralatan digital, apakah itu kendaraan bermotor, computer apalagi smart phone, bahkan mereka hampir menguasai semua fitur yang tersedia di smart phone. Tentu berbeda dengan mereka yang lahir jauh sebelum era digital. Secara ekonomis mungkin mampu untuk membeli smart phone bagus, tetapi terbatas dalam menggunakannya, SMS/Whatsapp, telepon, ditambah lagi kamera untuk selfi. Lalu bagaimana dengan fenomena saat ini? Fenomena dimana anak-anak terbelenggu dengan smart phone yang mereka miliki. Boleh jadi sebagian diantara mereka menghabiskan waktunya dengan smart phonenya, apakah itu digunakan untuk bermain games, bersosial media, atau bahkan mengakses dunia internet lainnya.
Namun, dibalik dari semakin canggihnya teknologi, selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negative. Disatu sisi kita tidak bisa lepas dari SmartPhone ( baca : HP ) sebagai pegangan kita dalam beraktivitas sehari-hari baik sebagai penunjang pekerjaan hingga sekedar penghibur hati. HP begitu memiliki peranan penting sehingga ada yang mengatakan barang unik ini pengganti dari mata, telinga dan mulut kita, kalau ketinggalan bahkan kehilangan kita tidak bisa mendengar, melihat dan berbicara. Namun disisi lain juga menimbulkan kekhawatiran yang begitu besar pada sebagian mereka (baca : orang tua, para praktisi Pendidikan) dalam penggunaan teknologi internet seperti HP ini menjadi racun bahkan bisa menghancurkan masa depan anak-anak mereka, sehingga ada upaya untuk membatasi bahkan melarang untuk menggunakannya.
Kita ambil contoh larangan bagi anak didik membawa HP disekolah. Apakah tepat keputusan ini?. Hampir semua sekolah melakukan ini dengan alasan menghindari penyalah gunaan HP. Banyak kasus yang terjadi di beberapa sekolah yang memperbolehkan membawa HP pada anak didiknya, yang menggunakan HPnya saat jam belajar atau ketika berada dilingkungan sekolah. Tidak sedikit dari anak didik ( baca : mereka ) ada yang mengupload konten disaat jam belajar, bermain game, berselancar didunia maya dengan bahasa-bahasa yang tidak pantas, bahkan mengakses konten negative dan sebagainya.
Lantas bagaimana? Sementara pada kenyataannya ketika diluar sekolah, mereka selalu berinteraksi dengan HP nya tanpa kenal waktu, Sehingga yang terjadi adalah mereka bebas menggunakan HP tanpa ada filter, kurangnya atau bahkan tidak ada edukasi yang memadai terkait bagaimana penggunaan HP yang semestinya, keluarga pun terkadang juga tidak kuasa untuk malarangnya, hanya bisa melakukan pengawasan yang kurang maksimal. Secara tidak langsung, pembiasaan dan keterikatan mereka dengan HP inilah yang kemudian menyebabkan mereka tidak lagi semangat ke sekolah, karena mereka menganggap belajar tidak menarik sebagaimana bermain HP, mengantuk pada saat jam pembelajaran karena kurang tidur efek bermain HP, dan tidak sedikit mereka menunjukkan perilaku yang buruk akibat penggunaan HP tanpa batas.
Permasalahan ini tidak serta merta hanya mengharapkan salah satu pihak saja dalam penyelesaiannya, misalnya cukup keluarga saja, ataupun cukup sekolah saja, karena semua ini perlu proses dan juga perlu Kerjasama yang baik antara semua stakeholder, baik itu pengelola sekolah, orang tua dan komite termasuk pemangku kebijakan.
Secara khusus, dimana sekolah disini seharusnya memberikan Pendidikan berbasis teknologi sebagai upaya pendekatan terhadap dunia mereka saat ini. Untuk itu dunia pendidikan dalam hal ini sekolah harus mempersiapkan ke arah itu, siswa diperbolehkan membawa HP karena kita tidak ingin tergilas oleh zaman, karena disrupsi teknologi akan terus berjalan seiring dengan berkembangnya teknologi. Namun siswa juga tidak tergerus dan terbelenggu oleh teknologi akibat akses yang semakin terbuka. Sehingga hal yang mungkin harus dipersiapkan adalah :
Melakukan pelatihan kepada paran tenaga Pendidik dan Kependidikan
Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan untuk menigkatkan kompetensi mereka, baik dalam penguasaan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, juga pelatihan atau workshop terhadap pola Pendidikan di abad 21 atau di era digital.
Melakukan Parenting skill untuk para Orang Tua
Ini dimaksudkan agar pihak sekolah dan orang tua bisa sejalan dalam melakukan Pendidikan terhadap anaknya. Dan apalagi Pendidikan di era digital yang tentu memerlukan pendekatan tersendiri terhadap anak-anaknya.
Membuka komunikasi secara efektif dengan pemangku Pendidikan, dan juga orang tua.
Komunikasi sangat penting, karena akan membuka kebuntuan-kebuntuhan yang mungkin terjadi, menghindari kesalahpahaman dalam menerapkan kebijakan yang diterapkan.
Pembinaan Karakter
Program ini sebagai upaya untuk membentuk karakter yang tangguh. Karena pembinaan yang dilakukan sebagai upaya pembiasaan untuk melakukan hal-hal yang baik, termasuk di dalamnya penerapan disiplin dalam memanfaatkan teknologi
Pengawasan
Pengawasan di sekolah maupun di rumah tetap harus diberlakukan, di sekolah bisa kombinasi, menggunakan teknologi CCTV dan juga dari gurunya. Ada sekolah besar yang telah menerapkan ini, semua titik dan sudut sekolah tidak terlepas dari pengawasan CCTV. Demikian juga dengan di rumah orang tua juga aktif untuk melakukan pengawasan, dan sangat memudahkan jika anak mau terbuka dengan orang tuanya.
Paling tidak 5 hal itulah yang harus dipenuhi untuk bisa memberikan kebebasan anak didik membawa HP di lingkungan sekolah dan tentu dengan batasan-batasannya, dengan harapan dunia pendidikan bisa semakin berkembang seiring dengan kemajuan dunia teknologi, yang kemudian menghadirkan generasi-generasi yang intelektual, mampu bersaing dan sejalan dengan perkembangan teknologi.
by Wahyu Widodo
No comments:
Post a Comment