Tuesday, October 11, 2022

Belajar di keremangan lampu oblik

 

suasana dingin dengan rintik hujan membasahi bumi semakin membuat Ia merapatkan jaket ditubuhnya. Duduk menikmati suasana sore sembari menyaksikan anak-anak yang terus bermain tanpa merasa terganggu dengan rintik hujan. Suara riang anak-anak bermain membawa ia pada Kenangan masa kecilnya, kala itu ia tengah menginjak kelas 6 di bangku Sekolah Dasar dan akan bersiap mengikuti ujian nasional yang disebut dengan ujian ebtanas. Tentunya banyak persiapan yang dilakukan agar bisa sukses menghadapi ujian. Semangad belajar sendiri di rumah Ketika malam hari ataupun belajar Bersama teman-teman ditemani dengan lampu minyak oblik, kala itu belum ada penerangan listrik seperti yang dinikmati seperti masa sekarang. Lampu minyak atau biasa disebut dengan lampu oblik, adalah lampu bisa diperoleh dengan memanfaatkan botol minuman bekas yang terbuat dari bahan kaca lalu dibuatkan sumbu dengan menggunakan kain dengan diselipkan pada tutup botol yang sudah dilubangi tengahnya. Kemudian botol di isi dengan minyak tanah sebagai bahan bakar agar kain bisa mnyulutkan api. Biasanya cukup satu botol kecil yang bisa di pakai menjadi penerang 3 hingga 4 malam. Dulu, lampu oblik adalah satu-satunya alat penerangan yang bisa dijangkau oleh masyarakat tempat ia tinggal, selain lampu penerangan lainnya seperti lampu petromax yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang.


“ Plak..plak..plak…suara langkah anak-anak berlari pada malam itu memecah keheningan malam, “ndang ayo sinau, lampu oblek’e wis disiapke emakku” sahut seorang anak laki-laki dengan khas Bahasa Jawanya kepada teman-temannya yang ingin belajar bersama sepulang dari masjid. “Iki tikarnya, ayo digelar ben enak belajare yo le” sahut sesosok perempuan paruh baya yang tak lain adalah budenya yang biasa dipanggilnya emak. Setelah siap segalanya, mereka yang kurang lebih ada 6 anak mulai duduk melingkar dengan alat tulisnya masing-masing. Seperti biasa, layaknya kebiasaan anak-anak Ketika belajar, mereka belajar sambil sesekali diselingi canda tawa, obrolan asik tentang apa saja yang mereka alami, cerita film layar tancap, cerita ketika mereka bermain siang hari, dan banyak lagi keseruan lainnya sambil mereka menulis dan mengerjakan latihan soal yang mereka catat saat di sekolahan. “ Lah yo…iki piye to, ora mudeng awakku, celetuk salah satu anak, “wees thooo….kowe nyontoh ae karo aku, ben cepat mari, jawab salah satu temannya yang lain, bukannya mendapat pujian malah mendapat jitakan dari si anak yang bertanya tadi “ora mungkiinn …yang ada yo awakmu sing nyontoh aku“ sehingga anak yang lainnya tertawa melihat tingkah kedua temannya. “ wes…wes…serius…serius…ben kelar iki, wes malam ji “ sahut si anak laki-laki sehingga suasana menjadi hening Kembali dengan keseriusan ala mereka. Tak beberapa lama tiba-tiba ada yang nyeletuk “ambune opo iki yo, koyo ono seng sanget”, tiba-tiba salah satu diantara mereka teriak sambil meloncat, mereka pun saling mengendus bau hangus yang tercium. “Woi Wit rambutmu kobong iku lho, ha...ha..ha.., cobo delengen konco-konco lampu oblike ngobong rambute Suwit.....ha..ha..ha “, akhirnya mereka semua pada tertawa cekikikan melihat rambut si anak laki-laki yang terbakar karena lampu oblik. Begitulah…tanpa sadar lampu oblik itu sedikit membakar rambutnya karena asyiknya belajar dengan kepala tertunduk hingga rambutnya tersentuh api dari lampu oblik yang mereka gunakan untuk penerangan. @ Alhamdulillah hari ini bisa selesai juga mengerjakan Latihan soal-soal yang diberikan bapak guru, besok kita lanjutkan lagi yo teman-teman “ ucap si anak laki-laki ketika mereka selesai belajar Bersama. Teman-temannya pun kemudian pamit pulang kerumah masing-masing yang sebelumnya mencicipi hidangan ubi rebus yang disediakan oleh budhenya. Alhamdulillah ala kulli hal, dengan penerangan lampu oblik itulah mereka para anak-anak dikampungnya belajar di setiap malamnya. Meskipun hanya dengan penerangan sekedarnya, namun tidak menyurutkan  semangat sang anak untuk mencapai cita-citanya. Meskipun dengan fasilitas apa adanya, dengan penerangan lampu minyak ala kadarnya namun bisa mengantarkan si anak kecil itu lulus dari ujian Sekolah Dasar dan siap untuk  melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Hingga sat ini ini berdiri menatap masa depan, mengajarkan kepada para anak didiknya untuk selalu semangat menatap masa depan, semangat membangun impian dan mewujudkannya.

No comments:

Post a Comment