suasana dingin dengan rintik hujan membasahi bumi semakin membuat Ia
merapatkan jaket ditubuhnya. Duduk menikmati suasana sore sembari menyaksikan
anak-anak yang terus bermain tanpa merasa terganggu dengan rintik hujan. Suara
riang anak-anak bermain membawa ia pada Kenangan masa kecilnya, kala itu ia tengah
menginjak kelas 6 di bangku Sekolah Dasar dan akan bersiap mengikuti ujian
nasional yang disebut dengan ujian ebtanas. Tentunya banyak persiapan yang
dilakukan agar bisa sukses menghadapi ujian. Semangad belajar sendiri di rumah Ketika
malam hari ataupun belajar Bersama teman-teman ditemani dengan lampu minyak
oblik, kala itu belum ada penerangan listrik seperti yang dinikmati seperti
masa sekarang. Lampu minyak atau biasa disebut dengan lampu oblik, adalah lampu
bisa diperoleh dengan memanfaatkan botol minuman bekas yang terbuat dari bahan kaca
lalu dibuatkan sumbu dengan menggunakan kain dengan diselipkan pada tutup botol
yang sudah dilubangi tengahnya. Kemudian botol di isi dengan minyak tanah
sebagai bahan bakar agar kain bisa mnyulutkan api. Biasanya cukup satu botol
kecil yang bisa di pakai menjadi penerang 3 hingga 4 malam. Dulu, lampu oblik
adalah satu-satunya alat penerangan yang bisa dijangkau oleh masyarakat tempat
ia tinggal, selain lampu penerangan lainnya seperti lampu petromax yang hanya
bisa dinikmati oleh segelintir orang.
“ Plak..plak..plak…suara langkah anak-anak berlari pada malam itu
memecah keheningan malam, “ndang ayo sinau, lampu oblek’e wis disiapke emakku”
sahut seorang anak laki-laki dengan khas Bahasa Jawanya kepada teman-temannya yang
ingin belajar bersama sepulang dari masjid. “Iki tikarnya, ayo digelar ben enak
belajare yo le” sahut sesosok perempuan paruh baya yang tak lain adalah budenya
yang biasa dipanggilnya emak. Setelah siap segalanya, mereka yang kurang lebih
ada 6 anak mulai duduk melingkar dengan alat tulisnya masing-masing. Seperti
biasa, layaknya kebiasaan anak-anak Ketika belajar, mereka belajar sambil
sesekali diselingi canda tawa, obrolan asik tentang apa saja yang mereka alami,
cerita film layar tancap, cerita ketika mereka bermain siang hari, dan banyak
lagi keseruan lainnya sambil mereka menulis dan mengerjakan latihan soal yang
mereka catat saat di sekolahan. “ Lah yo…iki piye to, ora mudeng awakku,
celetuk salah satu anak, “wees thooo….kowe nyontoh ae karo aku, ben cepat mari,
jawab salah satu temannya yang lain, bukannya mendapat pujian malah mendapat
jitakan dari si anak yang bertanya tadi “ora mungkiinn …yang ada yo awakmu sing
nyontoh aku“ sehingga anak yang lainnya tertawa melihat tingkah kedua temannya.
“ wes…wes…serius…serius…ben kelar iki, wes malam ji “ sahut si anak laki-laki
sehingga suasana menjadi hening Kembali dengan keseriusan ala mereka. Tak
beberapa lama tiba-tiba ada yang nyeletuk “ambune opo iki yo, koyo ono seng
sanget”, tiba-tiba salah satu diantara mereka teriak sambil meloncat, mereka
pun saling mengendus bau hangus yang tercium. “Woi Wit rambutmu kobong iku lho,
ha...ha..ha.., cobo delengen konco-konco lampu oblike ngobong rambute
Suwit.....ha..ha..ha “, akhirnya mereka semua pada tertawa cekikikan melihat
rambut si anak laki-laki yang terbakar karena lampu oblik. Begitulah…tanpa
sadar lampu oblik itu sedikit membakar rambutnya karena asyiknya belajar dengan
kepala tertunduk hingga rambutnya tersentuh api dari lampu oblik yang mereka
gunakan untuk penerangan. @ Alhamdulillah hari ini bisa selesai juga
mengerjakan Latihan soal-soal yang diberikan bapak guru, besok kita lanjutkan
lagi yo teman-teman “ ucap si anak laki-laki ketika mereka selesai belajar
Bersama. Teman-temannya pun kemudian pamit pulang kerumah masing-masing yang
sebelumnya mencicipi hidangan ubi rebus yang disediakan oleh budhenya. Alhamdulillah
ala kulli hal, dengan penerangan lampu oblik itulah mereka para anak-anak dikampungnya
belajar di setiap malamnya. Meskipun hanya dengan penerangan sekedarnya, namun
tidak menyurutkan semangat sang anak
untuk mencapai cita-citanya. Meskipun dengan fasilitas apa adanya, dengan
penerangan lampu minyak ala kadarnya namun bisa mengantarkan si anak kecil itu
lulus dari ujian Sekolah Dasar dan siap untuk
melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Hingga sat ini ini berdiri menatap
masa depan, mengajarkan kepada para anak didiknya untuk selalu semangat menatap
masa depan, semangat membangun impian dan mewujudkannya.
No comments:
Post a Comment