Thursday, December 22, 2022

CATATAN AKHIR SEMESTER

 

Bapak ibu guru rekan-rekan seperjuangan dan seluruh orang tua/wali siswa yang kami hormati

Alhamdulillah, usai sudah pelaksanaan ujian di semester ganjil ini, dan anak-anakpun relatif sudah dengan baik menyelesaikannya. Apapun hasilnya tetap menjadi sebuah kebanggaan. Meskipun kita  mendapatkan hasil yang beragam, ada yang nilai bagus melewati standar KKM, ada yang tepat KKM, ada yang tidak mencapai KKM, bahkan ada yang jauh dari KKM. Itulah kondisinya, dan bukan berarti mereka yang tidak mencapai KKM adalah bodoh, atau juga bukan berarti bapak/ibu guru tidak berhasil dalam melaksanakan pembelajaran, atau juga bukan berarti kegagalan para orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Percayalah mereka semua adalah anak-anak kita yang cerdas, anak-anak yang unik, meski terkadang tingkahnya membuat kita jengkel dan kesal bahkan hingga membuat sakit hati. Hasil angka yang mereka capai bukanlah merupakan kesimpulan akhir tentang mereka pintar ataupun bodoh, apalagi mereka sukses atau gagal. Mereka masih berproses, dan terus akan berproses, tentu dengan tingkat perkembangan yang bervariasi, boleh jadi mereka berkembangnya pada masa-masa saat ini, atau bahkan dimasa-masa sebelumnya, tetapi juga boleh jadi mereka menemukannya pada saat nanti, pada saat mereka melanjutkan di jenjang lanjutan. Bahkan yang tak kalah penting dari sekedar angka adalah karakter, perlu kolaborasi semua pihak untuk membina karakter mereka, tidak hanya diserahkan pada guru semata tetapi juga orang tua, apalagi orang tua guru mereka yang pertama bagi anak-anaknya. Mari kita melakukan evaluasi diri dan terus mengembangkan diri kita, meng-update ilmu dan wawasan kita tentang bagaimana membimbing dan mendidik, semua pihak harus bekerjasama terutama guru dan orang tua. karena perubahan zaman yang begitu pesat, menuntut kita menyesuaiakan sistem pembelajaran dan juga bagaimana cara mendidik sesuai dengan zamannya. Mereka masih membutuhkan bimbingan kita semua, mereka masih ingin mendapatkan perhatian kita semua. Maka jangan bosan-bosan kita untuk sabar membimbingnya, sentuhlah ia dengan hati dan senyuman, karena itu yang manghapuskan sekat-sekat penghalang ilmu kita mengalir kepadanya. karena sesungguhnya mereka semua adalah ladang amal bagi kita, boleh jadi merekalah sarana kita kelak untuk membuka pintu-pintu surga-Nya. Aamiin...



Sunday, November 20, 2022

SEPATUKU, SEMANGATKU

 

Lihatlah dia, yang selalu setia menemani cerita
Meski tidak di tempat yang istimewa
Dia selalu membuatku ceria
Karena dia membuatku jadi berharga

Memang tak ada yang istimewa

Dia hanya sepasang sepatu kerja
Tapi lihatlah, banyak orang yang terpesona
Terpesona karena dia memberikan rasa

Kadang aku dibuat berfikir tentangnya
Mengapa dia begitu istimewa
Bahkan sebagian mengatakan antara aku dan dia
Adalah pribadi yang sama

Benar, sepatuku adalah semangatku
Sedang sedih atau sedang bahagia
Dia selalu menemaniku
Menemaniku dalam setiap cerita

SECANGKIR KOPI


Secangkir kopi tak selamanya menjadi teman menulis

Karena memang ku tak suka kopi, apalagi saat menulis

Tapi tenanglah kawan, secangkir kopi tetap jadi kenangan tak terlupakan

Karena dia pernah membasahi hati dan pikiran


Kesunyian adalah teman yang akrab untuk membuatku bahagia

Bahagia karena kutuliskan pena untuk menumpahkan rasa

Meski gundah gulana mengiringi rasa, tapi ku yakin awan tak selamanya ada

Karena angin menerpa menjadi cahaya


Kulihat sepasang sepatu itu sudah mulai lusuh

Dia lusuh karena sedang terjatuh

Tapi lihatlah, dia sudah mulai bangkit dan berseru

Aku sepatumu siap menemanimu, karena aku adalah semangatmu


Hari ini mentari itu kembali tersenyum

Senyum yang hilang karena tertutup awan

Yaa Rabbi, jagalah dia untuk tetap tegak berjalan

Karena perjalanan itu masih panjang

Monday, October 17, 2022

PELAJARAN BERHARGA DARI SEBUAH IKATAN KIMIA

 

Masih ingatkah tentang pelajaran kimia di SMA?, khususnya tentang ikatan kimia, yuk kita coba ingat-ingat lagi. Diawali tentang pengertian dulu ya, Ikatan kimia adalah gabungan antara 2 atom atau lebih  membentuk suatu ikatan/molekul, yang bertujuan untuk mencapai kestabilan. Sebelumnya kita juga pernah belajar dan membahas tentang atom per atom, mulai dari struktur hingga sifat-sifatnya, kali ini membahas tentang bagaimana atom-otom itu bergabung membentuk sebuah ikatan. Mengapa demikian karena pada dasarnya setiap atom dalam keadaan tidak stabil, karena dari kurang lebih 120 unsur di alam ini, hanya atom-atom yang terletak pada golongan VIIIA (gas mulia) yang dianggap paling stabil, yaitu helium, neon, argon, krypton, xenon dan radon sehingga unsure-unsur gas mulia di alam ditemukan dalam keadaan bebas atau tidak bergabung dengan atom yang lain. Meski demikian bukan berarti unsur gas mulia tidak dapat bereaksi sama sekali, mereka dapat bereaksi dengan perlakuan khusus atau dengan dipaksakan.
Oleh karena Atom-atom yang tidak stabil itu mereka punya kecenderuangan untuk mencapai kestabilan dengan cara bergabung atau berikatan dengan atom-atom yang lain dengan energi yang dimilikinya, tentu dengan cara dan aturan yang tepat, melalui beberapa jenis ikatan, yaitu ikatan ion, ikatan kovalen bahkan terjadi juga ikatan antar molekul melalui ikatan hydrogen dan van der walls.

Begitulah Allah dengan kebesaran-Nya menciptakan beragam unsur di alam ini, dan kalau kita ambil hikmahnya pastilah banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan, termasuk juga dalam pelajaran ini. Ada hal menarik yang bisa kita cermati dari materi di atas, sarat dengan nilai-nilai kehidupan. Kita bisa ibaratkan atom-atom dalam tabel periodic itu adalah kumpulan manusia, yang memiliki banyak sifat dan karakter yang berbeda-beda. Secara kimia, ada yang reaktif ada yang tidak reaktif (stabil), ada yang mudah meledak, ada yang mudah terbakar, ada yang beracun, ada yang iritatif dan sebagainya, secara fisik juga demikian, ada yang berbentuk gas, cair maupun padat, dengan ciri khas masing-masing, ada yang indah bentuknya, ada juga yang tidak indah dipandang. Demikian juga dengan manusia dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda, ada yang pemarah, suka berkeluh kesah, ada yang lemah lembut, ada yang reaktif ada juga yang pasif, bahkan ada yang tidak bisa mengendalikan diri sehingga mereka sering terjerumus di tempat yang hina. Secara fisikpun juga tidak ada yang sama persis satu sama lain. Atom yang sebagian besarnya dalam kondisi tidak stabil, hampir tidak banyak memberikan manfaat, bahkan terkadang sangat merugikan, contoh misalnya Natrium adalah salah satu unsure/atom yang sangat reaktif, ia mudah sekali terbakar bila kontak dengan air atau udara, demikain pula dengan gas klorin, ia adalah gas yang mudah sekali menguap dengan bau yang sangat menyengat. Tapi betapa indahnya ketika mereka (natrium dan gas klor) bertemu dan berikatan, jadilah NaCl atau yang popular disebut dengan garam dapur, yang banyak memberikan manfaat dalam kehidupan. tentu banyak lagi unsure-unsur lain yang serupa, yang tadinya menyendiri sangat membahayakan, dan setelah bergabung dengan yang lain yang sesuai atau sesuai dengan chemistrynya, maka akan banyak memberikan kemanfaatan.

Kira-kira begitulah keadaan manusia, yang mereka galau pada saat sendiri, reaktif dan bahkan membahayakan diri sendiri dan orang lain, cobaan juga akan sangat terasa disaat mereka sudah mengerti akan arti sebuah cinta. Cinta itu anugerah, cinta itu karunia yang tidak bisa kita hindari, katanya sunatullah. Akan tetapi bagaimana seni dalam mengelola cinta itu sendiri, dan tentu itu diperlukan sebuah ilmu. Energi yang ditimbulkan oleh anugerah itulah (baca : cinta) yang menyebabkan mereka manusia ingin melampiaskan dalam berbagai macam cara. Tentu Tuhan sudah punya cara sendiri, cara terbaik untuk meredamnya. Cara Tuhan untuk membuat mereka stabil yang disebabkan oleh C I N T A adalah dengan sebuah ikatan yang sah, ikatan dengan aturan Tuhan, Allah Aza wa Jalla. InyaAllah  mereka akan stabil, saling bersinergi dan bahkan sebagian besarnya banyak memberikan manfaat dan kebaikan setelah bergabung dalam satu ikatan, ikatan itu adalah ikatan pernikahan. Maka kalau ada yang ngebet minta nikah dah kabulin aja, ingat mereka dalam kondisi tidak stabil loh.
Allah Swt, berfirman :

”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu,dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian- Nya) lagi Maha mengetahui” .(Q.S. An-Nuur : 32)

Akan tetapi Islam juga mengajarkan kepada kita, jika kita tidak/belum mampu maka berpuasalah :

Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari, no. 5065 dan Muslim, no. 1400)

tapi mungkinkah setelah menikah, dapat anugerah lagi yang namanya  C I N T A ?, atau yang sering disebut dengan Falling in Love lagi.....

Naah untuk yang satu ini akan kita sambung dalam bahasan berikutnya ya.....

SAMPAI JUMPA .......


Tuesday, October 11, 2022

DISRUPTIF TEKNOLOGI VS LARANGAN MEMBAWA HP DI SEKOLAH

 

Perkembangan teknologi mulai terasa di awal abad 18, dimana saat itu James Watt telah mengembangakan mesin uap. Tentu ini sangat berpengaruh terhadap tatanan kehidupan sebelumnya. Yang sebelumnya untuk menyelesaikan pekerjaan hanya mengandalkan tenaga hewan dan manusia saja, mulai digantikan oleh produksi mekanis dengan menggunakan mesin-mesin uap. Pun demikian dalam bidang industry juga berkembang cukup pesat. Barang kebutuhan masyarakat bisa diproduksi lebih mudah dan secara massal. Masa ini sering dikenal dengan Revolusi Industri 1.0, dan inilah yang membuat tatanan baru dalam kehidupan masyarakat karena mempengaruhi perokonomian secara besar-besaran dan tentu ini yang memicu revolusi lanjutan hingga berpengaruh pada tatanan kehidupan yang baru.

Kelanjutan dari revolusi industry yang pertama adalah munculnya Revolusi Industri 2.0. ini berlangsung di sekitar tahun 1870, Ketika perindustrian dunia beralih ke tenaga listrik yang mampu menciptakan produksi lebih mudah lagi dan diproduksi secara masal. Revolusi ini ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam, pesawat telepon, mobil dan pesawat terbang. Tentu ini membuat perubahan sosial masyarakat berkembang sangat pesat, demikian juga dengan perekonomian juga berkembang sangat pesat. Betapa tidak, saat sebelumnya mobilitas masyarakat menggunakan peralatan sederhana, dengan bergulirnya revolusi Industri 2.0. mobilitas menjadi sangat mudah dan cepat. 

Tidak berhenti pada Revolusi industry 2.0. perkembangan teknologi terus melaju pesat, di era 1960 – 1970-an perangkat elektronik menghadirkan otomasi produksi, hal ini ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan internet. Inilah yang kemudian menyebabkan banyak perusahaan yang tidak mampu berinovasi gulung tikar, mereka yang tidak bisa membaca perkembangan masa depan digusur oleh mereka yang mampu bekerja lebih efisien, lebik efektif dan tentu mampu menarik perhatian pasar. Masa inilah yang disebut dengan Revolusi Industri 3.0.

Memasuki abad ke 21, telah bergulir Revolusi Industri 4.0. hal ini ditandai dengan kemunculan super komputer, robot pinter, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetic dan perkembangan neorologi yang memungkinkan manusia untuk mengoptimalkan fungsi otaknya. Dan inilah yang mempengaruhi tatanan kehidupan yang baru. Perkembangan teknologi yang begitu cepat menyebabkan pola kehidupan manusia juga berubah secara drastis. Merekapun juga harus siap dengan segala tantangan, siap dengan persaingan yang sangat ketat dan harus mampu menguasai teknologi dan mampu menangkap peluang masa depan. Untuk itulah kita perlu memahami secara komprehensif bagaimana teknologi mengubah pola hidup manusia, dan bagaimana kesiapan generasi muda akan datang dalam mengelola ekonomi, sosial, ekologi dan juga budaya.

Perkembangan di atas merupakan disrupsi teknologi, yang menyebabkan perubahan secara besar-besaran tatanan kehidupan manusia karena perkembangan teknologi. Apakah akan terus berkembang dan seperti apa bentuk teknologi masa mendatang, generasi saat inilah yang harus mampu menjawab dan membaca masa depan.

Bagaimana dengan dunia Pendidikan? Apakah terkena imbas dari perkembangangan teknologi? Lalu bagaimana pola kehidupan anak-anak masa kini, anak-anak yang lahir di masa teknologi digital? (sebut saja native IT).

 Disrupsi teknologi merambah semua lini kehidupan tidak terkecuali dunia Pendidikan. Mereka yang lahir di masa teknologi digital, hampir tidak merasa kesulitan dalam mengoperasikan peralatan digital, apakah itu kendaraan bermotor, computer apalagi smart phone, bahkan mereka hampir menguasai semua fitur yang tersedia di smart phone. Tentu berbeda dengan mereka yang lahir jauh sebelum era digital. Secara ekonomis mungkin mampu untuk membeli smart phone bagus, tetapi terbatas dalam menggunakannya, SMS/Whatsapp, telepon, ditambah lagi kamera untuk selfi. Lalu bagaimana dengan fenomena saat ini? Fenomena dimana anak-anak terbelenggu dengan smart phone yang mereka miliki. Boleh jadi sebagian diantara mereka menghabiskan waktunya dengan smart phonenya, apakah itu digunakan untuk bermain games, bersosial media, atau bahkan mengakses dunia internet lainnya. 

Namun, dibalik dari semakin canggihnya teknologi, selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negative. Disatu sisi kita tidak bisa lepas dari SmartPhone ( baca : HP ) sebagai pegangan kita dalam beraktivitas sehari-hari baik sebagai penunjang pekerjaan hingga sekedar penghibur hati. HP begitu memiliki peranan penting sehingga ada yang mengatakan barang unik ini pengganti dari mata, telinga dan mulut kita, kalau ketinggalan bahkan kehilangan kita tidak bisa mendengar, melihat dan berbicara. Namun disisi lain juga menimbulkan kekhawatiran yang begitu besar pada sebagian mereka (baca : orang tua, para praktisi Pendidikan) dalam penggunaan teknologi internet seperti HP ini menjadi racun bahkan bisa menghancurkan masa depan anak-anak mereka, sehingga ada upaya untuk membatasi bahkan melarang untuk menggunakannya. 


Kita ambil contoh larangan bagi anak didik membawa HP disekolah. Apakah tepat keputusan ini?. Hampir semua sekolah melakukan ini dengan alasan  menghindari penyalah gunaan HP.  Banyak kasus yang terjadi di beberapa sekolah yang memperbolehkan membawa HP pada anak didiknya, yang menggunakan HPnya saat jam belajar atau ketika berada dilingkungan sekolah. Tidak sedikit dari anak didik ( baca : mereka ) ada yang mengupload konten disaat jam belajar, bermain game, berselancar didunia maya dengan bahasa-bahasa yang tidak pantas, bahkan mengakses konten negative dan sebagainya.

Lantas bagaimana? Sementara pada kenyataannya ketika diluar sekolah, mereka selalu berinteraksi dengan HP nya tanpa kenal waktu, Sehingga yang terjadi adalah mereka bebas menggunakan HP tanpa ada filter, kurangnya atau bahkan tidak ada edukasi yang memadai terkait bagaimana penggunaan HP yang semestinya, keluarga pun terkadang juga tidak kuasa untuk malarangnya, hanya bisa melakukan pengawasan yang kurang maksimal. Secara tidak langsung, pembiasaan dan keterikatan mereka dengan HP inilah yang kemudian menyebabkan mereka tidak lagi semangat ke sekolah, karena mereka menganggap belajar tidak menarik sebagaimana bermain HP, mengantuk pada saat jam pembelajaran karena kurang tidur efek bermain HP, dan tidak sedikit mereka menunjukkan perilaku yang buruk akibat penggunaan HP tanpa batas.

Permasalahan ini tidak serta merta hanya mengharapkan salah satu pihak saja dalam penyelesaiannya, misalnya cukup keluarga saja, ataupun  cukup sekolah saja, karena semua ini perlu proses dan juga perlu Kerjasama yang baik antara semua stakeholder, baik itu pengelola sekolah, orang tua dan komite termasuk pemangku kebijakan. 

Secara khusus, dimana sekolah disini seharusnya memberikan Pendidikan berbasis teknologi sebagai upaya pendekatan terhadap dunia mereka saat ini. Untuk itu dunia pendidikan dalam hal ini sekolah harus mempersiapkan ke arah itu, siswa diperbolehkan membawa HP karena kita tidak ingin tergilas oleh zaman, karena disrupsi teknologi akan terus berjalan seiring dengan berkembangnya teknologi. Namun siswa juga tidak tergerus dan terbelenggu oleh teknologi akibat akses yang semakin terbuka. Sehingga hal yang mungkin harus dipersiapkan adalah :

Melakukan pelatihan kepada paran tenaga Pendidik dan Kependidikan 

Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan untuk menigkatkan kompetensi mereka, baik dalam penguasaan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, juga pelatihan atau workshop terhadap pola Pendidikan di abad 21 atau di era digital.

Melakukan Parenting skill untuk para Orang Tua

Ini dimaksudkan agar pihak sekolah dan orang tua bisa sejalan dalam melakukan Pendidikan terhadap anaknya. Dan apalagi Pendidikan di era digital yang tentu memerlukan pendekatan tersendiri terhadap anak-anaknya.

Membuka komunikasi secara efektif dengan pemangku Pendidikan, dan juga orang tua.

Komunikasi sangat penting, karena akan membuka kebuntuan-kebuntuhan yang mungkin terjadi, menghindari kesalahpahaman dalam menerapkan kebijakan yang diterapkan.

Pembinaan Karakter

Program ini sebagai upaya untuk membentuk karakter yang tangguh. Karena pembinaan yang dilakukan sebagai upaya pembiasaan untuk melakukan hal-hal yang baik, termasuk di dalamnya penerapan disiplin dalam memanfaatkan teknologi

Pengawasan

Pengawasan di sekolah maupun di rumah tetap harus diberlakukan, di sekolah bisa kombinasi, menggunakan teknologi CCTV dan juga dari gurunya. Ada sekolah besar yang telah menerapkan ini, semua titik dan sudut sekolah tidak terlepas dari pengawasan CCTV. Demikian juga dengan di rumah orang tua juga aktif untuk melakukan pengawasan, dan sangat memudahkan jika anak mau terbuka dengan orang tuanya.


Paling tidak 5 hal itulah yang harus dipenuhi untuk bisa memberikan kebebasan anak didik membawa HP di lingkungan sekolah dan tentu dengan batasan-batasannya, dengan harapan dunia pendidikan bisa semakin berkembang seiring dengan kemajuan dunia teknologi, yang kemudian menghadirkan generasi-generasi yang intelektual, mampu bersaing dan sejalan dengan perkembangan teknologi.

by Wahyu Widodo



Belajar di keremangan lampu oblik

 

suasana dingin dengan rintik hujan membasahi bumi semakin membuat Ia merapatkan jaket ditubuhnya. Duduk menikmati suasana sore sembari menyaksikan anak-anak yang terus bermain tanpa merasa terganggu dengan rintik hujan. Suara riang anak-anak bermain membawa ia pada Kenangan masa kecilnya, kala itu ia tengah menginjak kelas 6 di bangku Sekolah Dasar dan akan bersiap mengikuti ujian nasional yang disebut dengan ujian ebtanas. Tentunya banyak persiapan yang dilakukan agar bisa sukses menghadapi ujian. Semangad belajar sendiri di rumah Ketika malam hari ataupun belajar Bersama teman-teman ditemani dengan lampu minyak oblik, kala itu belum ada penerangan listrik seperti yang dinikmati seperti masa sekarang. Lampu minyak atau biasa disebut dengan lampu oblik, adalah lampu bisa diperoleh dengan memanfaatkan botol minuman bekas yang terbuat dari bahan kaca lalu dibuatkan sumbu dengan menggunakan kain dengan diselipkan pada tutup botol yang sudah dilubangi tengahnya. Kemudian botol di isi dengan minyak tanah sebagai bahan bakar agar kain bisa mnyulutkan api. Biasanya cukup satu botol kecil yang bisa di pakai menjadi penerang 3 hingga 4 malam. Dulu, lampu oblik adalah satu-satunya alat penerangan yang bisa dijangkau oleh masyarakat tempat ia tinggal, selain lampu penerangan lainnya seperti lampu petromax yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang.


“ Plak..plak..plak…suara langkah anak-anak berlari pada malam itu memecah keheningan malam, “ndang ayo sinau, lampu oblek’e wis disiapke emakku” sahut seorang anak laki-laki dengan khas Bahasa Jawanya kepada teman-temannya yang ingin belajar bersama sepulang dari masjid. “Iki tikarnya, ayo digelar ben enak belajare yo le” sahut sesosok perempuan paruh baya yang tak lain adalah budenya yang biasa dipanggilnya emak. Setelah siap segalanya, mereka yang kurang lebih ada 6 anak mulai duduk melingkar dengan alat tulisnya masing-masing. Seperti biasa, layaknya kebiasaan anak-anak Ketika belajar, mereka belajar sambil sesekali diselingi canda tawa, obrolan asik tentang apa saja yang mereka alami, cerita film layar tancap, cerita ketika mereka bermain siang hari, dan banyak lagi keseruan lainnya sambil mereka menulis dan mengerjakan latihan soal yang mereka catat saat di sekolahan. “ Lah yo…iki piye to, ora mudeng awakku, celetuk salah satu anak, “wees thooo….kowe nyontoh ae karo aku, ben cepat mari, jawab salah satu temannya yang lain, bukannya mendapat pujian malah mendapat jitakan dari si anak yang bertanya tadi “ora mungkiinn …yang ada yo awakmu sing nyontoh aku“ sehingga anak yang lainnya tertawa melihat tingkah kedua temannya. “ wes…wes…serius…serius…ben kelar iki, wes malam ji “ sahut si anak laki-laki sehingga suasana menjadi hening Kembali dengan keseriusan ala mereka. Tak beberapa lama tiba-tiba ada yang nyeletuk “ambune opo iki yo, koyo ono seng sanget”, tiba-tiba salah satu diantara mereka teriak sambil meloncat, mereka pun saling mengendus bau hangus yang tercium. “Woi Wit rambutmu kobong iku lho, ha...ha..ha.., cobo delengen konco-konco lampu oblike ngobong rambute Suwit.....ha..ha..ha “, akhirnya mereka semua pada tertawa cekikikan melihat rambut si anak laki-laki yang terbakar karena lampu oblik. Begitulah…tanpa sadar lampu oblik itu sedikit membakar rambutnya karena asyiknya belajar dengan kepala tertunduk hingga rambutnya tersentuh api dari lampu oblik yang mereka gunakan untuk penerangan. @ Alhamdulillah hari ini bisa selesai juga mengerjakan Latihan soal-soal yang diberikan bapak guru, besok kita lanjutkan lagi yo teman-teman “ ucap si anak laki-laki ketika mereka selesai belajar Bersama. Teman-temannya pun kemudian pamit pulang kerumah masing-masing yang sebelumnya mencicipi hidangan ubi rebus yang disediakan oleh budhenya. Alhamdulillah ala kulli hal, dengan penerangan lampu oblik itulah mereka para anak-anak dikampungnya belajar di setiap malamnya. Meskipun hanya dengan penerangan sekedarnya, namun tidak menyurutkan  semangat sang anak untuk mencapai cita-citanya. Meskipun dengan fasilitas apa adanya, dengan penerangan lampu minyak ala kadarnya namun bisa mengantarkan si anak kecil itu lulus dari ujian Sekolah Dasar dan siap untuk  melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Hingga sat ini ini berdiri menatap masa depan, mengajarkan kepada para anak didiknya untuk selalu semangat menatap masa depan, semangat membangun impian dan mewujudkannya.

Monday, September 19, 2022

Tentang Kami...


       Ini adalah kisah tentang 5 bersaudara, tepatnya 5 laki-laki bersaudara, kalau dalam  pewayangan sering diberi julukan pandawa lima. Pandawa lima dikenal sebagai tokoh dalam dunia kebaikan, dan bahkan mereka juga sering diangkat dalam berbagai tema tentang kebaikan, salah satunya diangkat sebagai pendakwah saat kanjeng sunan kalijaga menyampaikannya kepada masyarakat. Nah perkenalkan kami 5 laki-laki bersaudara, Pandawa Lima masa kini, he..he. 

Anak pertama, adalah cerminan sosok Yudistira, pribadi yang bertanggung jawab dan mengayomi adik-adiknya. Lulus sekolah jenjang SMP dan melanjutkan ke sekolah jenjang atas, meskipun harus berhenti di tengah jalan karena tertarik untuk menjadi tentara TNI, dan alhamdulillah tercapai hingga puncak karirnya sebagai komandan koramil berpangkat mayor infanteri. Karir yang tidak mudah untuk diraih, penuh dengan liku-liku perjuangan sebagai abdi negara, berpindah tempat tinggal dari satu daerah ke daerah lain termasuk menapak kaki di pulau Kalimantan dan Papua. Selain itu, sang kakak juga memiliki kelebihan bakat seni yang luar biasa, bakat yang menurun dari sang ayah yang juga seniman tradisional. Beliau adalah seorang dalang yang piawai dalam memainkan seni wayang. 

Anak kedua, mewakili sosok sang Bima dalam dunia pewayangan, yang berbadan kekar, gagah dan awet muda. Tak berbeda jauh dengan anak pertama, anak kedua ini juga memiliki lika liku Panjang dalam karirnya,  beliau diterima sebagai guru PNS bidang studi bahasa Inggris dalam perantauannya ke pulau Kalimantan hingga sampai pada puncak karirnya menjadi kepala bidang di salah satu dinas kabupaten di Pulau Kalimantan, tepatnya di kabupaten Berau Kalimantan Timur, sebuah kabupaten yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa, dengan destinasi wisatanya yang luar biasa, seperti pulau derawan dengan keindahan terumbu karangnya, pulau sangalaki dengan ubur-uburnya yang selalu menjadi salah satu daya Tarik bagi wisatawan, Labuan cermin yang terkenal dengan danau dua rasa, dan masih banyak lagi lainnya, sehingga menarik wisatawan nasional maupun mancanegara untuk menikmati keindahan alamnya.

Anak ketiga, pastinya orang yang sangat pendiam, penyabar dan lemah lembut karena sosoknya mewakili sosok Arjuna. Selepas menyelesaikan Pendidikan di bangku menengah atas, dia memutuskan untuk mengadu nasib untuk menjadi seorang TKI di Korea Selatan, sebuah pengalaman hidup yang sangat berarti dan memberi kesan yang luar biasa pastinya. Hingga kemudian setelah masa kontrak kerja habis akhirnya iapun memutuskan pulang ke Indonesia. Kembali mencoba peruntungan nasib dengan merintis usaha mandiri, membuat usaha percetakan & fotocopy dekat daerah kampus. Tak cukup hanya mengecap Pendidikan menengah atas, si kakak ke tiga ini pun memutuskan untuk melanjutkan Pendidikan ditingkat perguruan tinggi sambi menjalankan usahanya. Karena buah kesabarannya akhirnya sukses menyelesaikan pendidikannya dan meraih gelar sarjana komputer. Berbekal ijazah sarjana yang dimiliki, kemudian mencoba focus menjadi tenaga honor di salah satu sekolah dan melepas usaha pribadinya, hingga akhirnya dia sukses menjadi PNS sebagai guru komputer disalah satu sekolah menengah atas di kota Samarinda Kalimantan Timur, kota dengan beraneka ragam budaya dengan slogannya Samarinda kota TEPIAN, kota yang Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman.

Anak ke empat juga tak kalah serunya, wataknya yang keras seakan memberi petunjuk kalau dia adalah lelaki sejati (sejak kecil jauh di hati), meskipun kadang sifat melow nya juga menghiasi kehidupan. Karena keadaan, sejak kecil bahkan sebelum mengecap bangku sekolah ia telah hidup terpisah dengan orang tuanya. Mendapatkan didikan yang keras, ditambah dengan pengalaman hidup yang ia jalani, membuat ia tumbuh menjadi pribadi yang kuat. hingga suatu masa ia harus  mengikuti jejak kakak keduanya merantau hingga sampai ke pulau Kalimantan. Berkat dukungan sang kakak yang lebih dulu sukses, iapun melanjutkan pendidikannya di tingkat perguruan tinggi hingga bisa menyelesaikan pendidikannya dan meraih gelar sarjananya dalam  bidang pendidikan kimia dalam waktu kurang lebih 5 tahun. Seiring waktu, mengisi kekosongan waktu ia pun mengajar sebagai guru honorer di salah satu sekolah dikabupaten Berau. Tepat setahun setelah kelulusannya, iapun mencoba mengadu nasib mendaftar menjadi pegawai dan diterima sebagai pegawai negeri sipil menjadi tenaga pengajar hingga saat ini, mengabdikan diri di bumi battiwakkal tercinta, tempat dimana ia membangun hidup dan meniti karir. Bahkan dalam perjalanan karirnya, ia mampu menyelesaikan Pendidikan lanjutan di pasca sarjana dalam bidang pendidikan.

Dan terakhir tentang anak ke lima. Dia adalah sosok yang tangguh, tidak pernah kalah dalam berdebat diantara saudaranya. Pernah merasakan hidup diperantauan Bersama kakak keduanya, yang kemudian akhirnya memutuskan kembali ke kampung halaman. Pasca menyelesaikan pendidikannya dibangku sekolah tingkat menengah atas, dia pun melanjutkan pendidikannya, mengambil kuliahnya dijenjang Diploma 3 pelayaran. Bakat renang timbul tenggelam di sungai yang dimilikinya, memuluskan langkahnya belajar pelayaran hingga meraih gelas master di bidang pelayaran. Banyak cerita dalam setiap pengalaman berlayarnya, dan pastinya ia adalah satu-satunya diantara 5 bersaudara yang telah menjajakkan kakinya di beberapa negara dibelahan dunia. Dan kini ia pun telah mencapai kesuksesan dalam karirnya, menjadi raja samudera, nahkoda kapal di sebuah perusahaan kapal terbesar di Indonesia.

Sekelumit kisah singkat tentang 5 bersaudara yang bisa dikatakan sukses dalam kehidupannya, dan itu tidak terlepas dari sosok ayah yang super dan ibu yang hebat, meskipun ayah dan ibu secara pendidikan tidak pernah mengenyam pendidikan, keduanya tidak mengerti baca tulis. Ayah kami termasuk keturunan yang cukup berada pada zaman itu, karena punya rumah yang relatif besar dan tanah yang lumayan luas. Hanya karena sangat disayang sama ibunya (mbah uty) sehingga ayah yang menjadi anak semata wayang tidak disekolahkan karena takut dipukul sama gurunya, begitulah penuturan Ayah saat beliau masih hidup. Ibu pun demikian, beliau hidup cukup terlunta lunta, sering berpindah tempat untuk menjadi pembantu rumah tangga, hingga jodoh mempertemukannya dengan ayah, dipersunting ayah menjadi istri beliau, pendamping hidup beliau hingga akhir hayat, dikarunia 5 orang putra, kami Pandawa Lima. 

Beliau (orang tua), adalah sosok yang sangat sangat istimewa di mata kami, meski tidak berpendidikan dan tinggal jauh di pelosok pedesaan, cita-cita mereka untuk kami begitu mulia. Ayah mampu menjalankan perannya sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga, mengajarkan kepada kami tentang tanggung jawab. Ibu sukses menjalankan perannya sebagai seorang istri dan Ibu sebagai pendidik pertama anak-anaknya. Beliau punya keinginan besar agar anak-anaknya kelak bisa sekolah yang tinggi dan menjadi anak-anak yang sukses, tidak mengikuti jejak mereka sebagai seorang petani. Dan itu bukanlah sesuatu yang mudah diwujudkan, tinggal di pedesaan, dengan kultur budaya yang masih jauh ketinggalan, bahkan kebanyakan masyarakat beranggapan, sekolah buang waktu dan buang-buang biaya saja. Sehingga banyak yang putus sekolah saat di pendidikan SMP, bahkan yang tidak sekolahpun juga banyak, namun Ibu adalah sosok yang visioner dan berfikir jauh ke depan untuk masa depan anak-anaknya. Kebiasaan beliau yang patut dicontoh adalah beliau hampir tidak pernah meninggalkan sholat malamnya, di usia yang semakin senja tidak menyurutkan semangatnya dalam beribadah. Kekuatan do'a dari sang bunda yang membuat kami mampu melewati berbagai ujian dan dengan pertolongan-Nya kami meraih kesuksesan. Semoga Allah selalu melindunginya dan merahmatinya ibunda kami, juga ayah kami yang sudah mendahului kami, semoga Allah mengampuni segala dosanya dan menempatkan di tempat yang layak di sisi-Nya...Aamiin.

Sunday, September 4, 2022

September Ceria, Senin pertama di bulan September

 Meskipun bukan hari pertama di bulan ini, hari senin ini membuatku sangat bersemangat, selain memang ada kewajiban pekerjaan, ini juga masih tanggal muda, tanggal yang membuat PD untuk tegak berjalan menggapai masa depan..he..he, semoga ditanggal tua masih tetap dengan semangat yang sama. Seperti biasa, saya bangun lebih awal, mengikuti settingan alarm yang sengaja dibuat untuk membangunkanku, sekaligus sebagai antisipasi, kalau alarm yang alami (istri) sedang tidak aktif.., membantu mengkondisikan anak-anak, sholat, mandi dan membantu sang istri tercinta untuk menyelesaikan aktivitas paginya, adalah juga rutinitasku.

Setelah selesai semua, segera bergegas untuk berangkat menuju tempat kerja masing-masing. Sayapun berajak menuju SMALA tercinta. Sambil menyetir sambil mencoba mengamati keadaan, saat lampu merah (satu-satunya lampu merah diperjalanan menuju kerja), ada pemandangan yang membuat saya prihatin, dimana ada seseorang bapak yang sedang mengantar anaknya kesekolah mengendarai motor tanpa memperhtikan safety riding (yang tampak terlihat adalah tidak mengenakan helm), dan yang membuat  saya mengurut dada, mohon maaf sang bapak merokok dengan asapnya yang kebanyakan lari ke belakang dan mengenai tepat dimuka sang anak, yang juga tidak memakai masker ataupun helm. Tentu ini bukan karena soal merokoknya tapi soal etika dan juga keamanan si anak yang mungkin tergolong perokok pasif, akibat kelalaian bapaknya. Pemandangan kedua, sekitar 200 meter meninggalkan lampu merah, mungkin ini jg sering kali kita melihatnya, yaitu penumpang mobil yang membuang sampah plastik dari dalam mobilnya, tidak terlalu kelihatan jelas entah siapa yang membuangnya, seakan dengan tanpa beban, ada benda yang terlempar dari mobilnya, yang ternyata adalah sampah, bekas gelas minuman plastik. Semoga 2 pemandangan yang tidak baik tadi tidak mempengaruhi september ceria bulan ini.

Sesampainya di tempat kerja mengkondisikan diri dan ruang kerja, sebelum bergabung dengan bapak ibu guru, dan semua siswa untuk  mengikuti upacara bendera setiap seninnya. Tentu ini hal yang membahagiakan, karena melihat anak-anak yang berbaris rapi, dan juga bapak ibu guru sangat antusias dalam menyebarkan semangat yang menggebu, dengan sedikit dihiasi teriakan untuk merapikan barisan anak-anak dan senyuman yang ramah yang  menambah seakan september ini benar-benar ceria.

Ada 2 hal yang ingin kita ambil pelajaran dari pelaksanaan upacara yang secara rutin dilaksanakan setiap hari senin. Pertama, upacara ini sebenarnya adalah upaya pengkondisian anak2 untuk bersemangat dalam belajar, kita ingin mereka sekolah dalam keadaan bahagia, dan tidak terpaksa, mungkin ada sebagian di antara anak-anak kita yang merasa berat, tidak nyaman, bosan dan  lain sebagainya maka, kita ingin perasaan itu hilang dari benak mereka, dan berganti dengan senyuman dan semangat yang membara. pun demikian juga dengan bapak ibu, kadang juga ada perasaan yang sama, maka semoga selesai upacara semangat kita pun juga kembali dan bisa full dalam bekerja. Kedua, apel ini juga untuk membentuk kedisiplinan pada anak didik kita, mulai disiplin waktu, disiplin dalam bersikap, bertutur kata dsb. Disiplin waktu, karena mereka dituntut untuk tepat waktu dalam pelaksanaan upacara, mereka harus punya estimasi jam berapa berangkat dari rumah sehingga tidak terlambat. Disiplin sikap, mereka dituntut untuk bersikap secara sempurna saat upacara, tidak berbicara dan tentu dengan atribut yang lengkap. Demikian pula dengan disiplin bertutur kata, mereka harus mengetahui saat kapan berbicara dan berbicarapun dengan perkataan dan aturan yang baik pula. Ketiga, upacara ini akan mengeratkan tali silaturrahim diantara kita sesama guru, guru dan siswa maupun sesame siswa, saling bertemu berjabat tangan, menanyakan kabar, mendo’akan Kesehatan untuk sesama, yang momentum seperti ini jarang ditemukan ditengah kesibukan aktivitas mengajar. Semoga Allah Swt, Tuhan YME, selalu melimpahkan kesehatan, memudahkan urusan kita, dan meridhoi segala apa yang kita lakukan. Aamiin

Tuesday, August 30, 2022

Cerita Pagi, Memdesain kesan pertama.....


Alhamdulillah pagi yang cerah meski diselimuti kabut tebal di sekitar kota tanjung redeb. Menjalankan rutinitas seperti biasa, pagi-pagi harus sudah berangkat melintasi jalanan tercinta, menyebrangi sungai nan tenang airnya. Sesampainya di tempat tujuan langsung masuk keruangan kerja, mengkondisikan ruangan, sebentar membuka mushaf untuk menyegarkan fikiran, sebelum keliling mencari kelas yang kosong.

Alhamdulillah dapat kelas yang kosong yang kebetulan gurunya sedang berhalangan masuk. Saya coba untuk masuk menyapa mereka dan memperkenalkan diri, tapi sebelumnya sempat saya minta tolong yang piket untuk menyapu bagian teras, dari sampah dedaunan. Mulailah saya menyapa mereka dan mencoba memandangi mereka satu per satu dengan sedikit menebar senyuman kepada mereka. Saya berharap dengan ini bisa memberikan kesan positif dan tentunya mereka merasa senang dengan kehadiran saya. Setelah itu saya menawarkan diri kepada mereka, saya bertanya, apakah mau cerita tentang pelajaran atau pengalaman?, tentu harus sedikit sok tau karena pelajarannya tentang Biologi.. :), Alhamdulillah ternyata mereka minta saya bercerita tentang pengalaman hidup, jadi terhindar dari masalah he..he, soalnya agak seret kalo pelajaran Biologi. Mulailah saya bercerita tentang masa kecil, saat berpisah dengan orang tua, hingga meninggalkan kampung halaman pergi ke perantauan. Tentu saya bercerita sesingkat mungkin, karena kalau diceritakan panjang kali lebar, bisa 30 episode belum selesai...he..he. Mereka sangat antusias mendengarkan saya bercerita dan tibalah saatnya saya bertanya balik soal cita-cita mereka, kelak mau jadi apa? Ada yang malu-malu mengatakan mau jadi pengusaha sukses, ada yang lantang mau jadi chef, dsb. Pertanyaan kedua, apakah kalian pernah menjadi juara? Mereka terdiam, tapi kemudian ada yang lantang menjawab, "saya pernah juara memasak pak, yang diadakan Family cafe", Good, saya menanggapi dengan dua jempol, "yang lain bagaimana?, mereka terdiam seakan mereka merasa tidak pernah sekalipun menjadi juara. "Baiklah anak-anakku yang hebat!,  maukah bapak tunjukkan kepada kalian bahwa kalian sebenarnya "Sang Juara",..."mau, seru mereka. Mulailah saya membukanya dengan proses kejadian manusia, saya kaitkan dengan pelajaran Biologi, dan setelah itu..., tiba2 ada yang mengetuk pintu, dan kemudian terdengar suara lembut menyapa, maaf pak jam saya..., pak melky sdh berdiri di depan pintu,  

akhirnya cerita terputus dan bersambung...